Meskipun Presiden Prabowo dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia telah mengambil langkah untuk mengatasinya, sentimen negatif terhadap kebijakan pemerintah tidak bisa dihindari.
Lebih jauh, Ikrar menilai bahwa struktur kabinet saat ini lebih didominasi oleh kepentingan politik pasca-Pemilu 2024.
Banyak jabatan strategis yang diberikan sebagai bentuk bagi-bagi kekuasaan, bukan berdasarkan kapabilitas dan kompetensi individu yang mengisi posisi tersebut.
Baca Juga: Pidato Presiden Prabowo Dinilai Retorika Kosong, Faizal Assegaf Tuntut Pembersihan Kabinet
Akibatnya, beberapa kementerian tidak mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dalam 105 hari pertama pemerintahan Prabowo.
Jika reshuffle benar dilakukan, Ikrar menekankan pentingnya evaluasi yang objektif terhadap kinerja para menteri.
Ia berpendapat bahwa akuntabilitas harus menjadi faktor utama dalam menentukan apakah seorang menteri masih layak dipertahankan atau tidak.***
Baca Juga: Budayawan Mohamad Sobary: Bahlil Menjadi Menteri yang Harus Dibuang
Artikel Terkait
Kabinet Prabowo Retak? Rocky Gerung: Golkar Pasang Badan untuk Bahlil, Gerindra Tak Tinggal Diam
Jangan Sampai IKN Mangkrak! Stefan Antonio Ungkap Presiden Prabowo Bisa Melawan Undang-Undang
“Bertindak Dong” Dokter Tifa Desak Presiden Prabowo Bersikap Tegas terhadap Keluarga Jokowi
Presiden Prabowo Pangkas Anggaran Secara Ekstrim, Akbar Faizal: Ini Shock Therapy Birokrasi yang Sangat Bagus
Pidato Presiden Prabowo Dinilai Retorika Kosong, Faizal Assegaf Tuntut Pembersihan Kabinet
Prabowo Jadikan IKN ke Jalan yang Benar, Andrinof Chaniago: Masa Jokowi Terlalu Dipaksakan