Ikrar Nusa Bhakti Soroti Wacana Reshuffle Kabinet di Pemerintahan Prabowo

photo author
- Minggu, 9 Februari 2025 | 21:00 WIB
Profesor Ikrar Nusa Bhakti (Tangkap layar youtube Ikrar Nusa Bhakti)
Profesor Ikrar Nusa Bhakti (Tangkap layar youtube Ikrar Nusa Bhakti)

bisnisbandung.com - Wacana reshuffle kabinet dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat perhatian serius dari pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti.

 Menurutnya, jika benar terjadi, perombakan kabinet ini masih berada dalam enam bulan pertama pemerintahan Prabowo.

 Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidakpuasan terhadap kinerja beberapa menteri dalam waktu yang relatif singkat.

Baca Juga: Alasan Bukalapak Tutup Bisnis, Dr Indrawan Nugroho Singgung Promosi Agresif Shopee

Ikrar menyoroti sejumlah persoalan dalam pemerintahan saat ini yang membuat reshuffle kabinet menjadi perbincangan hangat.

 Salah satu faktor utama adalah jumlah anggota kabinet yang dinilai terlalu besar. Banyaknya posisi menteri, wakil menteri, staf khusus, dan juru bicara dinilai membebani anggaran negara tanpa memberikan dampak signifikan terhadap efektivitas pemerintahan.

“Misalnya, ada menteri yang tidak menjalankan kebijakan dengan baik dalam 105 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto, atau ada juga yang dinilai tidak menunjukkan hasil sama sekali,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube pribadinya.

Baca Juga: “Bertindak Dong” Dokter Tifa Desak Presiden Prabowo Bersikap Tegas terhadap Keluarga Jokowi

Selain itu, pemecahan beberapa kementerian yang sebelumnya berada dalam satu naungan juga dianggap sebagai kendala dalam koordinasi.

Ikrar mencontohkan pemisahan Kementerian Hukum dan HAM menjadi beberapa entitas berbeda, yang justru berpotensi menciptakan tumpang tindih kebijakan.

Koordinasi antarinstansi pemerintah juga belum berjalan optimal, mengingat adanya beberapa lembaga yang memiliki tugas serupa namun belum memiliki mekanisme kerja yang jelas.

Menurut Ikrar, kritik masyarakat terhadap kinerja kabinet semakin menguat, terutama setelah munculnya berbagai permasalahan, seperti kelangkaan gas 3 kg yang sempat menghilang dari pasaran.

“Kita tahu bahwa isu yang paling ramai kemarin adalah persoalan lenyapnya gas 3 kg dalam tabung melon yang berwarna hijau dari pasaran, atau dari para pengecer,” terangnya.

Baca Juga: Pidato Presiden Prabowo Dinilai Retorika Kosong, Faizal Assegaf Tuntut Pembersihan Kabinet

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X