bisnisbandung.com - Wacana reshuffle kabinet dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat perhatian serius dari pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti.
Menurutnya, jika benar terjadi, perombakan kabinet ini masih berada dalam enam bulan pertama pemerintahan Prabowo.
Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidakpuasan terhadap kinerja beberapa menteri dalam waktu yang relatif singkat.
Baca Juga: Alasan Bukalapak Tutup Bisnis, Dr Indrawan Nugroho Singgung Promosi Agresif Shopee
Ikrar menyoroti sejumlah persoalan dalam pemerintahan saat ini yang membuat reshuffle kabinet menjadi perbincangan hangat.
Salah satu faktor utama adalah jumlah anggota kabinet yang dinilai terlalu besar. Banyaknya posisi menteri, wakil menteri, staf khusus, dan juru bicara dinilai membebani anggaran negara tanpa memberikan dampak signifikan terhadap efektivitas pemerintahan.
“Misalnya, ada menteri yang tidak menjalankan kebijakan dengan baik dalam 105 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto, atau ada juga yang dinilai tidak menunjukkan hasil sama sekali,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube pribadinya.
Baca Juga: “Bertindak Dong” Dokter Tifa Desak Presiden Prabowo Bersikap Tegas terhadap Keluarga Jokowi
Selain itu, pemecahan beberapa kementerian yang sebelumnya berada dalam satu naungan juga dianggap sebagai kendala dalam koordinasi.
Ikrar mencontohkan pemisahan Kementerian Hukum dan HAM menjadi beberapa entitas berbeda, yang justru berpotensi menciptakan tumpang tindih kebijakan.
Koordinasi antarinstansi pemerintah juga belum berjalan optimal, mengingat adanya beberapa lembaga yang memiliki tugas serupa namun belum memiliki mekanisme kerja yang jelas.
Menurut Ikrar, kritik masyarakat terhadap kinerja kabinet semakin menguat, terutama setelah munculnya berbagai permasalahan, seperti kelangkaan gas 3 kg yang sempat menghilang dari pasaran.
“Kita tahu bahwa isu yang paling ramai kemarin adalah persoalan lenyapnya gas 3 kg dalam tabung melon yang berwarna hijau dari pasaran, atau dari para pengecer,” terangnya.
Baca Juga: Pidato Presiden Prabowo Dinilai Retorika Kosong, Faizal Assegaf Tuntut Pembersihan Kabinet
Artikel Terkait
Kabinet Prabowo Retak? Rocky Gerung: Golkar Pasang Badan untuk Bahlil, Gerindra Tak Tinggal Diam
Jangan Sampai IKN Mangkrak! Stefan Antonio Ungkap Presiden Prabowo Bisa Melawan Undang-Undang
“Bertindak Dong” Dokter Tifa Desak Presiden Prabowo Bersikap Tegas terhadap Keluarga Jokowi
Presiden Prabowo Pangkas Anggaran Secara Ekstrim, Akbar Faizal: Ini Shock Therapy Birokrasi yang Sangat Bagus
Pidato Presiden Prabowo Dinilai Retorika Kosong, Faizal Assegaf Tuntut Pembersihan Kabinet
Prabowo Jadikan IKN ke Jalan yang Benar, Andrinof Chaniago: Masa Jokowi Terlalu Dipaksakan