Masalah semakin kompleks ketika Ridwan Kamil yang semula diharapkan Golkar maju di Jawa Barat justru dilempar ke Jakarta.
Sementara itu Gerindra menguatkan posisinya di Jawa Barat melalui Dedi Mulyadi.
"Ridwan Kamil akhirnya menjadi korban dari persaingan dua gajah besar: Golkar dan Gerindra," kata Selamat Ginting.
Baca Juga: Kemiskinan dan pengangguran masih menghantui negeri ini, termasuk Jawa Barat
Kemenangan PDIP di Jakarta juga menarik perhatian, Menurut Selamat Ginting keberhasilan Pramono Anung dan Rano Karno (Sidul) adalah hasil strategi komunikasi politik yang cerdik.
Mereka berhasil menarik suara dari kelompok "anak Abah" pemilih rasional dan terdidik yang dulu mendukung Anies Baswedan.
"PDIP memainkan simbol yang lebih netral. Mereka menghindari penggunaan lambang-lambang PDIP yang kuat karena sadar residu Pilkada 2017 bisa menjadi beban," paparnya.
Selamat Ginting juga memuji langkah PDIP yang menggunakan semiotika seperti warna oranye ala Persija untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Jakarta.
Hal ini kontras dengan pasangan Ridwan Kamil-Suharso yang sulit menembus psikologi pemilih ibu kota.
Selain strategi konfigurasi etnis dan popularitas kandidat turut menentukan hasil Pilkada Jakarta.
Dengan latar belakang Jawa dan Betawi, Pramono dan Sidul mampu menggaet mayoritas pemilih.
Sebaliknya Ridwan Kamil meski populer di Jawa Barat kesulitan membangun koneksi emosional dengan pemilih Jakarta yang lebih beragam.
"Sidoel dikenal hampir 100% di Jakarta sementara Ridwan Kamil dan Suswono relatif lebih lemah dalam pengenalan publik," ujar Ginting.
Baca Juga: Banjir Melanda Antapani dan Rancasari, Tanggul Jebol Jadi Penyebab Utama
Artikel Terkait
PKS Optimis di Jakarta, Habib Aboebakar: Masih Ada Peluang untuk Putaran Kedua
Kabar Baik! Prabowo Janji Tambah Gaji Guru ASN dan Non-ASN
Hasto Kristiyanto Bongkar 'Kejahatan Demokrasi' di Pilkada 2024, PDI Perjuangan Tetap Kokoh
Kapan Hasil Rekapitulasi Pilkada 2024 Akan Diumumkan? Ini Jawaban KPU
Anies Baswedan Buka Suara Tentang ‘Kutukan’ Dua Putaran di Pilkada Jakarta
Ade Armando: Kesombongan PDIP Terungkap Lewat Kekalahan Telak di Pilkada 2024