"Beberapa tokoh politik dari partai-partai lain mulai memberikan tekanan yang cukup signifikan kepada Airlangga," ujar Feri Amsari.
Tekanan ini berupa berbagai bentuk upaya untuk melemahkan posisi Airlangga, baik melalui kampanye negatif maupun intervensi langsung dalam dinamika internal Golkar.
Menurut Feri Amsari ini menambah ketegangan yang ada dan berujung pada keputusan mundur Airlangga dari kursi ketua umum.
Tumbangnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar mencerminkan kompleksitas dinamika politik di Indonesia saat ini.
Feri Amsari menekankan Krisis internal partai, ketidakstabilan koalisi, serta tekanan dari elite politik lain merupakan faktor-faktor kunci yang menyebabkan perubahan besar ini.***
Artikel Terkait
Bongkar Kebobrokan BUMN Dan PUPR, Ronald Sinaga: People Power Biar Bubar
Airlangga Lemah, Jokowi dan Bahlil Masuk! Melchias Markus Mekeng: Golkar Siap Hadapi Perubahan
Ketegangan PKB dan NU, Cak Imin: Jangan Campuri Urusan, Jika Tidak Saya Akan Bertindak!
Aturan Jilbab Paskibraka Menuai Kontroversi, Jokowi Sampaikan Pesan Khusus
Mahfud MD Ungkap Tiga Faktor di Balik Mundurnya Airlangga Hartarto dari Golkar
Krisis Kepemimpinan di PDIP, Hasto Kristiyanto dan Megawati Keluarkan Peringatan Keras