Bisnisbandung.com - Pemerintah China baru-baru ini mengumumkan langkah strategis dengan menjual obligasi Amerika Serikat senilai $53,3 miliar.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan ekonominya pada negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan bersama China dan Rusia yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh ekonomi dan politik dari Barat.
Penjualan obligasi AS oleh China menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam strategi keuangan global.
China dan Rusia telah menjalin kerjasama erat untuk mencari cara-cara baru dalam melindungi ekonomi mereka dari dominasi dolar AS.
Baca Juga: Perketat aturan, Pemerintah China tegas berantas pelaku pinjol. Indonesia apa kabar?
Ini adalah bagian dari upaya lebih besar untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi dampak dari kebijakan ekonomi dan politik Amerika Serikat yang sering kali dianggap mengganggu stabilitas global.
Claudia Grass, seorang pakar ekonomi dari Swiss, memandang langkah diversifikasi ini sebagai keputusan yang bijaksana.
"Diversifikasi dari mata uang dolar AS adalah langkah cerdas dalam konteks global saat ini," ujarnya.Claudia menyoroti bahwa emas telah mengungguli obligasi dolar AS sebesar 75% sejak 2021, menunjukkan keuntungan dari memiliki cadangan dalam bentuk emas dibandingkan dolar.
Selain itu, Claudia juga menggarisbawahi bahwa dolar AS sering digunakan sebagai alat politik oleh pemerintah Amerika Serikat.
Baca Juga: Microsoft Akan Menginvestasikan 1,7 Miliar Dolar AS Pada AI dan Infrastruktur Cloud di Indonesia
"USD telah digunakan selama beberapa dekade sebagai senjata politik, termasuk melalui penyitaan aset secara sewenang-wenang akibat tekanan dari pemerintah AS," jelasnya.
Ini menunjukkan risiko besar yang dihadapi negara-negara yang memiliki cadangan besar dalam bentuk dolar AS.
Langkah China ini tidak hanya penting dari perspektif ekonomi, tetapi juga dari sudut pandang geopolitik.
Artikel Terkait
Orang Dari Daratan Cina Melenggang Masuk Ke Indonesia Ditengah Kebingungan Warga Lokal Diputar Balik Dilarang Mudik
Indonesia “Dililit” Cina Harus Membayar Rp 310 Triliun
Luhut : Suka Tidak Suka Investor Cina Membawa Naker Negerinya Ke Indonesia
Ikhsan : Terlihat Kurang Berdaulat Pemerintah Indonesia Masih Perbolehkan WNA Cina Datang
Indonesia Menutup Kedatangan Tenaga Kerja Asing Sebelumnya Saat PPKM Darurat TKA Cina Masih Datang
Lagi-lagi TKA Asal Cina Ke Indonesia Pada Masa PPKM Mardani : Ada Apa Dengan Pemerintah