Bisnisbandung.com - Bukan saja terjadi di Palestina, ternyata akhir-akhir ini Kongo sedang terjadi konflik militan bersenjata dengan Rwanda sebagai negara tetangganya.
Kongo sering berkonflik dengan militan bersenjata dan memiliki sejarah dengan Rwanda beberapa tahun terakhir.
Menurut HRW sebagai organisasi nirlaba Human Right Watch, salah satu penyebab konflik di Kongo yakni munculnya militan pemberontak M23.
Baca Juga: Hilangnya Debat Cawapres Dalam Pilpres 2024 Untungkan Gibran? TKN Prabowo-Gibran: Itu Usulan AMIN
Dilaporkan telah melakukan berbagai pelanggaran HAM termasuk pembunuhan di luar hukum, pemerkosaan, dan kejahatan perang yang terbukti sejak akhir tahun 2022.
Lantas kejadian tersebut lantas membuat PBB sebagai organisasi internasional memperkirakan sebanyak 450 ribu orang harus segera mengungsi di Kongo.
Perlu diketahui, Kongo menjadi salah satu negara yang saat ini tengah menghadapi konflik antara Pemerintah dengan militan pemberontak.
Baca Juga: Megawati Marah, Pandangan Menarik dari Lensa Diplomat Prof. Hamid Awaluddin
Tercatat sebanyak 1.454 anak direkrut dan digunakan oleh kelompok militan bersenjata di Kongo pada tahun 2022.
Sebanyak 450 ribu orang harus mengungsi dari Provinsi Kivu Utara akibat bentrok antara militan bersenjata dan pasukan Pemerintah Kongo dalam beberapa tahun terakhir.
Terhitung 3.000 laporan pelanggaran HAM yang telah terjadi di Kongo dari Oktober 2023 menurut data komisi tinggi pengungsi PBB (UNHCR) juga beberapa partnernya.
Baca Juga: Capres Prabowo Subianto: Jika Kalah Saya Siap Naik Gunung, Pensiun
"Serangan dengan senjata peledak di berbagai area penduduk di Provinsi Kivu Utara telah membunuh dan melukai warga sipil, menghancurkan infrastruktur, dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan. kelompok bersenjata yang melawan M23 juga melakukan pemerkosaan,"bunyi pernyataan HRW pada Juni 2023.
"Krisis kemanusiaan ini menjadi salah satu yang paling terabaikan di dunia, populasi pengungsi yang saya kunjungi, hidup dalam kondisi yang sangat berbahaya,"ungkap Bintou Keita sebagai Kepala Misi PBB di Kongo (MONUSCO) dalam siaran pers PBB pada 29 Maret 2023.
Artikel Terkait
Puan Maharani Ungkap Hubungan Antara Jokowi dan PDIP
Pengamat Politik Senior PKS Mardani Ali Sera Ungkap Pandangannya Jelang Pilpres 2024
Kisah Anies Baswedan Terima Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro, Pertanda Akan Jadi Pemimpin Besar?
Capres Prabowo Subianto: Jika Kalah Saya Siap Naik Gunung, Pensiun
Megawati Marah, Pandangan Menarik dari Lensa Diplomat Prof. Hamid Awaluddin
Hilangnya Debat Cawapres Dalam Pilpres 2024 Untungkan Gibran? TKN Prabowo-Gibran: Itu Usulan AMIN