Keripik Pisang, Panganan Tradisional Ini Usung Originalitas

Bisnis Bandung - Lien lristianti, pengusaha Keripik pisang dengan merk dagang "Kiripik Cau A'pd" ini mengutarakan, awal menggeluti usaha keripik pisang, awalnya dari iseng buat konsumsi sendiri.

"Waktu itu ada suadara datang cobain keripik pisang buatan saya, dan katanya enak, akhirnya saya jadi coba jual, dan alhamdulillah laku sampai sekarang, ngereuyeuh".

Lien lristianti mengaku, usaha produksi keripik pisang yang digelutinya saat ini bisa jadi ada kaitan dengan latar belakang keluarganya. Pasalnya keluarganya pun bergerak dibidang usaha makanan.

Pelaku usha produksi keripik pisang ini pun menyatakan, kemampuannya dalam kaitan dengan produksi dan pemasaran, selama ini didapat dari otodidak.

Baca Juga: Cari Kerja Susah? Yuk Bikin Usaha Sendiri?

Untuk produksi keripik pisang, Lien lristianti mengaku menggunakan bahan baku lokal, salah satu alasannya karena mudah didapat di pasar tradisional.

Menurutnya untuk produksi keripik pisang, tidak memerlukan waktu lama.

Saat ini, untuk produksi keripik pisang, tenaga kerja yang dilibatkan berjumlah 2 orang.

Ia mengklaim keunggulan keripik pisang buatan "Kiripik Cau A'pd" ini yakni rasanya enak, tidak menggunakan bahan pengawet/pewarna.

Untuk legalitas, Kiripik Cau A'pd" saat ini baru mengantongi NIB, sedangkan untuklegalitas PIRT, Halal dan SNI tengah diupayakan.

Kripik pisang buatan Kiripik Cau A'pd", harga jual ecerannya Rp 2. 000, sedangkan untuk harga perkilogramnya Rp 70.000.

Segmen pasar dari produk keripik pisang "Kiripik Cau A'pd" yakni ekonomi menengah. Saat ini produk dipasarkan masih regional Bandung Raya.

"Untuk optimalkan pemasaran keripik pisang dengan cara penjualan offline dan online/medsos, memperbaiki produk dari segi kualitas, kemasan, pemasaran dan promosi" katanya.

Diimbuhkannya, persaingan produk dengan pelaku lain nya berkenaan dengan harga, produk keripik pisang yang lain cenderung lebih murah.

Kendala yang dihadapi dalam kaitan peoduksi dan pemasaran keripik pisang yakni tidak ada team work, permodalan, peralatan penunjang, dan keterbatasan pemasaran, akunya.