Survey Menunjukan 36 Persen Warga Australia menginginkan Regulasi yang Lebih baik untuk Crypto

Bisnisbandung.com - Regulasi tentang Crypto merupakan salah satu hal yang menjadi pekerjaan rumah banyak negara saat ini.

Selain merupakan aset yang tergolong baru, Crypto juga rentan terhadap penipuan yang merugikan investor sehingga memerlukan regulasi yang memadai.

Hal yang sama terjadi di Australia seperti dilaporkan oleh IRCI Australia dalam survei tentang Crypto di negara tersebut.

Baca Juga: Sangat Berbeda Dengan Pasangan Di Indonesia! Inilah Gaya Pacaran Orang Jepang

Jumlah orang Australia yang memegang Cryptocurrency turun 3,2% dalam 12 bulan terakhir, kata laporan IRCI Australia terbaru.

Namun, sejumlah besar dari mereka yang disurvei menyerukan lebih banyak regulasi Crypto dan perlindungan konsumen.

Dalam edisi ke-4, Independent Reserve Cryptocurrency Index (IRCI) 2022 mempelajari lebih dari 2.000 warga Australia untuk mengukur sikap mereka terhadap aset digital.

Baca Juga: Kreanesia 2022, Ajang Kreasi, dan Akselerasi Start Up Mahasiswa SBM ITB

Studi ini menemukan 92% orang Australia tahu tentang Cryptocurrency, dengan 25,6% dari mereka memiliki koin digital

Sementara sampel hanya terdiri dari 2.000 orang, survei tahunan mencerminkan rata-rata orang dewasa Australia.

Selain itu, populasi sampel mencerminkan keragaman dalam hal jenis kelamin, distribusi geografis, dan usia.

Baca Juga: Lanjutan Kompetisi Liga 1 akan Kembali Bergulir, Keputusan Final Ditentukan Hari Ini!

Bitcoin adalah Cryptocurrency yang paling dikenal di negara ini, diikuti oleh Ethereum dan Dogecoin. Hanya 8% dari mereka yang disurvei mengaku belum pernah mendengar tentang Cryptocurrency.

Faktanya, kesadaran akan Ethereum dan Solana melonjak masing-masing sebesar 6,2% dan 4,8% antara tahun 2021 dan 2022.