Uu Ruzhanul Ulum pun meminta maaf karena dirinya sebelumnya menyatakan bulying itu wajar di kalangan anak-anak, ketika membahas kasus anak yang meninggal diduga karena depresi setelah dirundung teman-temannya di Tasikmalaya.
"Kami sebenarnya tidak bermaksud pada konteks yang ada sekarang ini. Yang saya nyatakan, barudak saling poyok mah biasa dan itu sebenarnya tidak boleh," katanya.
Dirinya pun menyerahkan kasus tersebut kepada aparat hukum. Uu Ruzhanul Ulum berharap, tidak ada korban bulying selanjutnya tapi ada efek jera bagi para pelaku.
Uu Ruzhanul Ulum pun meminta agar aparat penegak hukum dengan pihak-pihak lain termasuk KPAID, P2TP2A, dan Gubernur Jabar ketika akan mengambil keputusan.
Selain itu, Wagub Jabar tersebut pun berharap, masyarakat mengambil hikmah dari kejadian yang viral tersebut.
"Kita ambil hikmahnya, viral sehingga masyarakat lain tahu kalau moyokan ternyata ada akibat hukumnya. Mudah-mudahan anak-anak baca sehingga tidak terjadi lagi bulying antar sesama anak atau teman," tegasnya.
Baca Juga: Rozy : Tingginya Penembakan Telah Dilaporkan Terdapat 651 Kasus Kekerasan Oleh Polisi
Mengetahui kasus tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi di lingkungan tempat anak tersebut tinggal, Uu Ruzhanul Ulum pun meminta agar komunikasi dan silaturahmi antar warga di kampung semakin akrab.
Karena kasus tersebut terjadi usai para pelaku memposting video di media sosial tentang korban yang disuruh melecehkan kucing, Uu Ruzhanul Ulum pun berharap orangtua lebih bijaksana memberikan ponsel kepada anak.
"HP ada manfaat dan mudaratnya sehingga kalau anak diberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya menggunakan HP, ada efek negatifnya," ujarnya.
Uu Ruzhanul Ulum berharap, para orangtua tak hanya memberikan pendidikan yang bersifat duniawi terhadap anak-anak mereka, tapi juga bersifat rohani agar tidak terjadi kembali kasus kekerasan pada anak.***
Artikel Terkait
Jurnalis Tolak RUU KUHP Dan Kecam Kekerasan Terhadap Pers
AJI : Pola Teratur Tindak Kekerasan Dilakukan Saat Jurnalis Merekam Polisi Lakukan Tindakan Kekerasan
Kontras :Polisi Mengintimidasi Dan Ancam Jurnalis Merampas Alat Dan Menghapus Paksa Rekaman Kekerasan