Menurutnya, langkah-langkah efisiensi anggaran yang diambil segera setelah pelantikan, serta gejolak nilai tukar rupiah pada Maret 2025, mempercepat keputusan para crazy rich untuk melindungi hartanya di luar negeri.
Bagi Hersubeno, situasi ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah yang terus berupaya meyakinkan publik bahwa kondisi ekonomi Indonesia baik-baik saja.
Ia menilai eksodus kekayaan ini bukan hanya soal data fiskal atau makroekonomi, tetapi menyangkut kepercayaan yang semakin menipis terhadap arah kepemimpinan ekonomi nasional.***
Baca Juga: Pernyataan Said Didu Buat Tercengang, Berharap Indonesia Punya Presiden Baru?