Bisnisbandung.com - Langkah dedolarisasi yang diinisiasi negara yang tergabung dalam BRICS dinilai dapat diikuti oleh beberapa negara lain salah satunya Arab Saudi.
Hal tersebut disampaikan oleh Profesor Mohammad Marandi dari Universitas Teheran menanggapi tentang isu dedolarisasi yang mengemuka beberapa minggu terakhir.
Profesor Mohammad Marandi membahas de-dolarisasi dan hubungan Iran dengan Arab Saudi dan China dalam sebuah wawancara dengan outlet berita milik pemerintah China, Global Times, yang diterbitkan Rabu.
Baca Juga: 5 Karakter yang Harus Kamu Miliki untuk Menjadi Wanita Idaman Pria
Profesor Mohammad Marandi merupakan seorang akademisi Iran-Amerika yang merupakan Wakil Presiden Universitas Teheran untuk Urusan Internasional dan anggota Delegasi Presiden Iran ke China.
Mengomentari tren dedolarisasi di beberapa belahan dunia, Marandi menegaskan:
De-dolarisasi sangat penting bagi masyarakat internasional, karena dolar telah digunakan sebagai senjata oleh AS terhadap berbagai negara. Itu tidak dapat diandalkan dan berbahaya.
Baca Juga: Penyebab Hancurnya Suatu Hubungan: Wanita yang Selingkuh Dari Pasangannya Memiliki 8 Alasan Ini
“Oleh karena itu, negara-negara seperti China, Iran, dan Rusia di antara banyak lainnya, perlu menjauh dari dolar sehingga AS tidak dapat menggunakannya sebagai senjata melawan mereka… AS seharusnya tidak diizinkan menggunakan dolar untuk menekan pihak lain. negara,” tambah profesor itu.
Pemulihan hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Iran, yang ditengahi oleh China pada bulan Maret, dipandang sebagai langkah signifikan menuju perdamaian dalam periode pergolakan panjang di Timur Tengah.
“Iran sudah menjual sejumlah besar minyak bumi menggunakan mata uang selain dolar AS,” lanjut Marandi.
Baca Juga: Setelah Sempat Tertunda, Twitter Mulai Menerapkan Centang Biru Berbayar
“Saya pikir untuk Arab Saudi, pada akhirnya akan menjadi kepentingan terbaiknya untuk menjauh dari dolar juga untuk memastikan bahwa itu tidak rentan atau kurang rentan terhadap AS.” Sang profesor berpendapat:
Jika pemulihan hubungan berlanjut, saya pikir peluang Arab Saudi untuk bergabung dengan kubu de-dolarisasi meningkat secara substansial.
Artikel Terkait
Bitcoin Masih Terus Naik Tahun ini, Bisa Tembus 100.000 USD?
Tembus 31.000 USD, Harga Crypto Bitcoin masih Bisa Naik? Ini Prediksi Robert Kiyosaki
Dorongan De-Dolarisasi BRICS, China, dan Crypto Dinilai Akan Mengancam Dominasi Dolar AS
Produk Investasi Crypto Menunjukan Aliran Positif Dalam 4 Minggu Terakhir, Tanda Pasar Bullish?
Heboh Dompet Crypto Bitcoin yang Tidak Aktif Sejak 2013 Terpantau Melakukan Transaksi Hingga 60 Juta USD
Bank of Russia Telah Menimbun Cadangan yang Terdiri dari Aset yang Dikenakan Sanksi Non-AS