Bisnisbandung.com - Sistem pembayaran digital nasional, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), kembali menjadi sorotan dunia.
Kali ini, pemerintah Amerika Serikat menyampaikan keberatannya melalui laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang dirilis oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR).
Dalam laporan tersebut, AS menilai bahwa implementasi QRIS membatasi akses bagi perusahaan asing karena dinilai kurang melibatkan pihak luar dalam proses kebijakan dan pengembangannya.
Namun, alih-alih memicu polemik di dalam negeri, kritik dari AS justru memantik gelombang pembelaan dari warganet Indonesia.
Tagar #QRIS sempat menghiasi jajaran trending topic di media sosial X (dulu Twitter), berisi dukungan terhadap sistem pembayaran hasil karya anak bangsa tersebut.
Banyak yang melihat QRIS sebagai simbol kedaulatan ekonomi digital dan menolak campur tangan asing dalam urusan domestik.
Baca Juga: Jokowi Klarifikasi Kunjungan Para Menteri, Matahari Itu Prabowo Bukan Saya
Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun @ardisatriawan yang menuliskan, “QRIS dan GPN: 1) Yang beli orang Indonesia, 2) Yang jual orang Indonesia, 3) Transaksi banknya sesama bank Indonesia... Kenapa AS ngeluh? Karena mereka nggak dapet jatah dari sistem ini.”
Tak kalah sengit, akun X @ReimuCxre, "jangan berani2 lo senggol pembayaran favorit gw. Gw US sok asik aja pas trip ke US pake cashapp yang salah satu provider "QRIS" nya Amerika aja kalah sama disini awokawokawok
Sementara itu, akun @pangeransiahaan menyebut QRIS sebagai salah satu inovasi terbesar yang mampu mendorong inklusi keuangan, “QRIS itu demokratisasi pembayaran non-tunai. AS sebaiknya nggak ikut campur urusan transaksi domestik kita.”
Baca Juga: Zulkifli Hasan Umumkan Susunan Lengkap Pengurus PAN 2024-2029, Ini Nama-Namanya
Kritik terhadap AS juga menyoroti dominasi perusahaan-perusahaan seperti Visa dan Mastercard.
Banyak yang menilai bahwa tekanan terhadap QRIS sebenarnya bermula dari kekhawatiran kehilangan pangsa pasar di Indonesia, karena transaksi QRIS tidak melibatkan jaringan pembayaran global milik negara barat tersebut.
Artikel Terkait
Investor dan Para Pembisnis Cemas, Kebijakan-Kebijakan Presiden Prabowo Dinilai Mengkhawatirkan
Perang Tarif Gagal Diredam, Rocky Gerung Ungkap Tatanan Dunia Bisa Berubah
Orang-Orang Kaya Indonesia Marak Pindahkan Uangnya, Psikologis Pasar Bisa Terganggu?
Mantan CEO Binance Tawarkan Saran Kripto Gratis kepada Pemerintah Semua Negara Terkait Regulasi dan Adopsi
Indonesia Tidak Lagi Menarik Untuk Investor Amerika, Karena Terlalu Banyak Hutang ke China?
Heboh! Pengakuan Gibran Tipu Investor eFishery Hingga Capai 300 Juta Dolar