Mengapa Yen Jatuh Ke Level Terendah Dalam Satu Dekade dan Apa Dampaknya Bagi Perekonomian Jepang?

photo author
- Rabu, 1 Mei 2024 | 15:40 WIB
Yen jatuh ke level terendah (pixabay/Y.H Lee)
Yen jatuh ke level terendah (pixabay/Y.H Lee)

Bisnisbandung.com – Penurunan nilai mata uang Jepang yang semakin cepat pada akhirnya bisa menjadi berita buruk kepada masyarakat jepang yang sangat bergantung pada impor.

Nilai mata uang Jepang yang telah anjlok drastis, sehingga nilainya kembali seperti pada tahun 1990, tidak lama setelah “bubble economy” Jepang yang terkenal meledak.

Untuk sesaat pada hari Senin, harga trading yen sebesar 160 yen untuk US$1. Beberapa tahun lalu, harganya mendekati 100 yen untuk US$1.

Baca Juga: Rumah Akiya, Mengapa Jepang Memiliki Sembilan Juta Rumah Kosong

Penurunan yen yang semakin cepat pada akhirnya bisa menjadi berita buruk bagi masyarakat Jepang. Melemahnya yen mempengaruhi rumah tangga dengan meningkatnya biaya impor.

Jepang sangat bergantung pada impor untuk pasokan energi dan pangan, yang berarti inflasi bisa meningkat.

Namun melemahnya yen merupakan keuntungan bagi eksportir Jepang dan bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepang yang merasakan nilai tukar mata uang mereka semakin meningkat.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 vs Uzbeksitan merain skor 0-2, Terjadi Drama VAR Anulir Gol & Kartu Merah

Mengapa yen turun sejauh ini?

Yen terus merosot selama lebih dari tiga tahun, kehilangan lebih dari sepertiga nilainya sejak awal tahun 2021.

Salah satu faktor di balik kejatuhannya adalah momentum: yen jatuh karena investor menjualnya dan investor terus menjualnya karena yen sedang jatuh. Dalam kasus seperti ini, pasar memasuki self-fulfilling loop.

Akibat jatuhnya mata uang, eksportir tidak banyak melakukan konversi pendapatan luar negeri ke yen, sehingga makin menurunnya permintaan.

Namun ada juga alasan kebijakan utama yang menyebabkan penurunan tajam mata uang ini.

Selama bertahun-tahun, Bank of Japan (BOJ) telah mempertahankan suku bunga sangat rendah untuk mendorong lebih banyak inflasi dalam perekonomiannya, serta untuk meningkatkan pinjaman bank dan memacu permintaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: The Guardian

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X