Bisnisbandung.com - Jepang dan Inggris merosot ke jurang Resesi, melambangkan tantangan yang mencekam dalam perekonomian global.
Jepang, yang dahulu megah sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, kini tersingkir dari posisinya oleh Jerman yang juga berjuang melawan tekanan ekonomi yang dahsyat.
Pada Kamis 15 Februari 2024, Jepang melaporkan kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, mencatat penurunan sebesar 0,4% secara tahunan pada Kuartal 4 tahun 2023.
Baca Juga: Rabu Abu, Tanggal 14 Februari 2024, Hari Spesial Bagi Umat Katolik
Angka ini menghantam jauh dari harapan, terutama setelah pertumbuhan sebesar 3,3% pada Kuartal 3 tahun 2023.
Laporan terbaru PDB Jepang mengejutkan, dengan pertumbuhan yang meleset jauh dari perkiraan, hanya tumbuh sebesar 1,4% sepanjang tahun 2023, meskipun PDB nominalnya tumbuh sebesar 5,7%.
Sementara itu, Inggris juga terperosok dalam jurang resesi, menandai kesulitan yang sama-sama dihadapi.
Baca Juga: Faizal Assegaf Sebut Quick Count Penipu dan Pencuri Suara Rakyat
Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris pada Kuartal 4 tahun 2023 hanya sebesar 0,3%, meneruskan kontraksi dari periode sebelumnya sebesar 0,1%.
Ketiga sektor utama ekonomi Inggris juga mengalami kontraksi pada kuartal tersebut, sementara secara keseluruhan, prospek ekonomi Inggris untuk tahun 2023 hanya diestimasi tumbuh sebesar 0,1%, jauh di bawah performa tahun sebelumnya.
Dengan kedua kekuatan ekonomi ini berjuang keras, tantangan besar menanti dunia dalam upaya pemulihan ekonomi global.***
Artikel Terkait
Raffi Ahmad Dituduh Lakukan Pencucian Uang Oleh NCW, Raffi Ahmad: Sepertinya Fitnahnya Keterlaluan Sekali
Indonesia Mengalami Penurunan Nilai Rupiah di Tengah Tahun Politik, Inilah Faktor Eksternal dan Internal yang Mempengaruhinya
BUMN Berubah Koperasi Akan Ganggu Industri Olahraga Indonesia
Cerita Toshiba Sekarang Berada Diambang Kehancuran, Perusahaannya pernah Memanipulasi Data Keuangannya Sendiri
Cerita Perusahaan Terkaya di Jepang, Tidak Begitu Dikenal Padahal Pengaruhnya Sangat Besar dalam Ekonomi Global
Cerita Disney dalam Keterpurukan, CEO Lamanya Kembali Demi Menyelamatkan Perusahaan dari Krisis