Permintaan dari Korporasi Menguat, Begini Kinerja MTDL di Kuartal III 2023

Bisnisbandung.com - Menjelang akhir tahun, PT Metrodata Electronics Tbk atau MTDL mencatatkan kinerja positif seiring menngkatnya permintaan dari sisi korporasi.

Secara keseluruhan, MTDL mencatatkan pendapatan konsolidasi yang stabil di kisaran Rp 15 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 402 miliar pada kuartal III 2023 atau naik sebesar 8,2% secara year on year (yoy).

Pada kuartal III 2023, unit bisnis solusi dan konsultasi membukukan pendapatan sebesar Rp 4,4 triliun atau naik 22,9% yoy.

Baca Juga: Dinkes DKI Jakarta: Total 13 Orang Kasus Positif Cacar Monyet

Namun unit bisnis distribusi tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 11,4 triliun atau turun sebesar 4% yoy.

Layanan solusi dari MTDL terus menghasilkan keunggulan bersaing di antara pesaing lain di Indonesia dengan kelengkapan dan kompleksitas dari solusi yang ditawarkan. 

Pada Kuartal III‐2023 total order booking dari solusi cloud dan cyber security masing‐masing tercatat tumbuh hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Perusahaan Besar Apple Akan Meluncurkan AirPods Max dan Airpods 3 di Tahun 2024

Selain itu, solusi data & AI yang merupakan teknologi baru juga memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan sehingga MTDL melihat potensi besar di masa depan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan perusahaan.

Presiden Direktur MTDL, Susanto Djaja mengatakan, "Diversifikasi produk dan layanan TIK, serta basis pelanggan yang besar dan loyal membuat MTDL bisa bertumbuh secara sustainable.”

Susanto menabahkan, sebagai pemain lama di industri TIK, MTDL berhasil mempertahankan hubungan jangka panjang dengan customer dan dapat menambah customer base baru, yang menunjukkan bahwa solusi dan produk yang ditawarkan perusahaan relevan dengan tren perubahan teknologi yang cepat.

Baca Juga: Sukses Sumbang Emas untuk Indonesia dari Atlet Boccia Felix Ardi Yudha

Direktur MTDL, Randy Kartadinata mengatakan “Kami melihat ke depan ekonomi Indonesia masih memiliki tantangan, dimana kurs Rupiah terhadap Dollar AS terus mengalami pelemahan selama 5 bulan terakhir. Namun kami tetap optimis dan berhati‐hati, dimana exposure terhadap mata uang asing kami adalah sekitar 20% dari total penjualan dan kami juga melakukan hedge.”