Jika RSI berada di atas level 70, itu dianggap overbought dan merupakan sinyal "sell."
Sebaliknya, jika RSI di bawah level 30, itu dianggap oversold dan merupakan sinyal "buy."
3. Bollinger Bands
Bollinger Bands adalah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas harga aset.
Indikator ini bekerja dengan indikator lain, yaitu moving average, untuk menentukan sinyal "buy" dan "sell" yang tepat.
Bollinger Bands terdiri dari tiga garis: garis MA (moving average), garis atas (upper Bollinger Bands), dan garis bawah (lower Bollinger Bands).
Jika harga aset menyentuh garis atas, itu dianggap sebagai sinyal "sell."
Sebaliknya, jika harga aset menyentuh garis bawah, itu dianggap sebagai sinyal "buy."
4. Stochastic Oscillator
Stochastic oscillator adalah indikator yang digunakan untuk mengukur momentum harga aset.
Indikator ini menunjukkan perbandingan antara harga saat ini dengan harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu tertentu.
Jika indikator berada di atas level 80, itu dianggap dalam kondisi overbought dan merupakan sinyal "sell."
Sebaliknya, jika indikator berada di bawah level 20, itu dianggap oversold dan merupakan sinyal "buy."
Namun, perlu diingat bahwa akurasi indikator ini dapat bergantung pada jenis pasar dan kondisi pasar yang berbeda.
Artikel Terkait
Komitmen Tinggi BRI dalam Mengimplementasikan ESG Sesuai Standar Regulasi Domestik, Regional, dan Global
Serius Tingkatkan Pelayanan Terhadap Nasabah, BRI Resmikan Gedung Contact BRI Berkonsep Customer Centricity
4 Tipe Saham Indonesia Yang Paling Laris Diborong
Apa Jadinya Minelial Investasi Ke Emas?
Menikmati Pesona Pegunungan dan Kopi Robusta Sanggabuana, Upaya Pemberdayaan Desa BRILiaN
Suksesnya Transformasi Digital BRI dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Memudahkan Puluhan Juta Masyarakat