Self-Love (Mencintai atau mengasihi diri kita sendiri)
Seringkali kita lebih banyak berusaha untuk mencintai orang lain daripada mencintai diri sendiri.
Memang sepertinya terdengar aneh kalau kita harus mencintai diri kita sendiri. Apakah ini sama artinya dengan egois? Tentunya ini berbeda.
Sebagai manusia normal yang punya perasaan, bisa saja kita pernah memiliki luka batin yang tidak disadari. Pernah ditinggalkan, dikhianati, tidak didengar, atau bahkan luka saat pengasuhan.
Luka yang terpendam, tidak disadari dan tidak segera ditangani akan merugikan diri sendiri bahkan bisa juga merugikan orang lain.
Self-love di sini bukan berarti saking cintanya kita sama diri kita, sampai kita “memanjakan” diri kita sendiri dengan tidak mau berusaha untuk bangkit.
Self-love juga bukan berarti mengasihani diri sendiri dengan bertanya-tanya kepada Tuhan, “kenapa hidup kita tidak seberuntung orang lain?”
Self-love berarti kita memiliki cinta yang besar untuk diri kita, sehingga kita bisa membagikan cinta itu kepada orang lain.
Cinta yang kita miliki membuat kita mengasihi diri kita sendiri dan tidak mau merusaknya.
Kerusakan yang terjadi bisa saja disebabkan faktor luar yang “masuk” ke dalam diri kita sehingga kita kekeringan dan kehilangan cinta itu sendiri.
Self-Healing (Menyembuhkan diri sendiri)
Ketika seseorang merasakan luka batin, tentunya luka tersebut akan terus ada jika orang tersebut terus mengingatnya.
Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk membahagiakan kita. Tetapi kita bisa membahagiakan diri kita sendiri dengan melepaskan semua beban yang memberatkan hidup kita.
Baca Juga: Acara Ganjarisasi di Senopati Mengangkat Topik Mental Health