Ia menyarankan agar kebijakan moneter diarahkan pada penurunan suku bunga guna mendorong konsumsi dan investasi.
Di sisi lain, kebijakan fiskal perlu difokuskan pada sektor-sektor yang paling terdampak, seperti industri manufaktur, agar bisa menjaga stabilitas tenaga kerja dan menghindari resesi.
Roy juga mengusulkan agar pemerintah mulai menggagas program bantuan ekonomi serupa dengan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang pernah diterapkan selama pandemi COVID-19.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Gaji Sopir Angkot Puncak Bogor, Strategi Baru Atasi Macet Lebaran
“Perlu ada diskresi, atau kalau kita mengacu pada pandemi COVID-19 dulu, ada program bantuan seperti PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional),” ungkapnya.
Menurutnya, langkah ini dapat membantu meredam dampak krisis dan mencegah Indonesia mengalami resesi seperti yang terjadi di beberapa negara lain akibat penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
“Seperti yang terjadi di beberapa negara lain akibat dua kali berturut-turut mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Ini harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya.***
Baca Juga: Dampak Efisiensi Bisnis Hotel di Ujung Tanduk, Dari Bintang Lima hingga Non-Bintang Terimbas
Artikel Terkait
KontraS ungkap Geram DPR Bahas RUU TNI di Hotel Mewah di tengah Keterpurukan Ekonomi
IHSG Anjlok di Era Prabowo, Stefan Antonio: Tim Ekonomi Jokowi Gagal, Tapi Masih Dipakai?
Lanjutkan Kebijakan Jokowi, Prabowo Hadapi Krisis Ekonomi? Sorotan Said Didu
IHSG Anjlok 7%, Sri Mulyani Buka Suara: Pondasi Ekonomi Indonesia Masih Kuat!
IHSG Ambruk, Rudi S Kamri: Krisis Ekonomi Sudah di Depan Pintu
Resmi! Indonesia Masuk New Development Bank, Prabowo: Ini Akan Percepat Transformasi Ekonomi