Sebanyak 12 Gerainya Tutup, Inilah Sekilas Tentang Transmart Carrefour Milik Chairul Tanjung

photo author
- Kamis, 9 Februari 2023 | 07:30 WIB
Potret salah satu gerai Transmart Carrefour (bunda.carrefour.co.id)
Potret salah satu gerai Transmart Carrefour (bunda.carrefour.co.id)

Bisnisbandung.com - Sepanjang tahun 2022, 12 gerai Transmart Carrefour milik Chairul Tanjung telah berhenti beroperasi atau tutup.

Kabar ini sempat viral setelah salah satu video kondisi Transmart Carrefour yang sepi diunggah ke media sosial.

Pada saat itu, Chairul Tanjung resmi memiliki Transmart Carrefour-nya melalui PT Trans Retail (salah satu fokus bisnisnya).

Nama awal dari Transmart Carrefour adalah Carrefour. Carrefour awalnya merupakan perusahaan Prancis yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: 10 Trik Psikologis Khusus Untuk Mempengaruhi Pikiran Orang

Sebelum membeli Carrefour, pihak Chairul Tanjung menggunakan jasa konsultan bisnis untuk mencari mitra bisnis yang berpotensi di Indonesia.

Kemudian secara resmi terjadilah kesepakatan penjualan saham Carrefour Indonesia ke Chairul Tanjung di Prancis pada 12 Maret 2010.

Chairul pun menguasai sebanyak 40% kepemilikan saham dengan nilai USD 300 juta, yang kemudian menjadi PT Trans Retail Indonesia.

Dua tahun setelahnya, pada 19 November 2012, Chairul Tanjung pun membeli seluruh saham Carrefour Indonesia.

Kemudian, Trans Retail pun mengakuisisi 100% saham Carrefour Indonesia dengan membeli saham tersisa, sebesar 60% dari sisa kepemilikan senilai USD 750 juta.

Berbeda dengan Carrefour pada umumnya, Transmart Carrefour berusaha memadukan pusat perbelanjaan keluarga dengan gaya hidup masyarakat modern.

Baca Juga: Wanita Harus Berhati-Hati, Kenali 6 Tanda Pria Yang Pura Pura Mencintai Anda

Hal ini dilakukan dengan menambahkan  pusat elektronik, toko pakaian merek internasional, taman bermain anak, dan restoran. Hal ini yang disebut dengan konsep 4 in 1 (Berbelanja, Bersantap, Bermain dan Menonton) dalam satu kawasan.

Selayaknya banyak perusahaan ritel lain, Transmart Carrefour pun tidak terlepas dari tantangan besar berupa penurunan pendapatan pada bisnis ritel di Indonesia sejak pertengahan 2010-an.

Selain itu, efek dari pandemi Covid-19 pun sangat mengguncang perusahaan ritel ini. Meskipun mengklaim bahwa perusahaannya masih dapat bertahan, pada akhirnya  penutupan gerai dijadikan sebagai solusi akhir.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yayu Rahayu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X