bisnis

Klaim Bobibos Dinilai Menabrak Hukum Fisika Dasar, Raymond Chin Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Selasa, 25 November 2025 | 21:00 WIB
Ddi Mulyadi investasi ke Bobibos (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

Baca Juga: Bukan Sekadar Gapura, Penjelasan Arsitek ITB Soal Desain yang Dinilai Mirip Candi

Teknologi ini sudah dikembangkan lebih dari satu abad dan melibatkan investasi raksasa dari perusahaan energi dunia.

Namun, industri tersebut masih menghadapi tantangan berat dan sebagian besar proyek komersial generasi dua kini ditutup atau terbengkalai karena biaya produksi yang tidak kompetitif.

Sejumlah perusahaan besar seperti Clariant di Eropa, DuPont, dan Abengoa di Amerika Serikat disebut telah menggelontorkan ratusan miliar hingga triliunan rupiah untuk fasilitas produksi, namun tetap tidak mampu menghasilkan biofuel yang murah atau efektif dalam skala industri.

Indonesia pun memiliki sejarah panjang riset serupa melalui LIPI (kini BRIN), namun belum menemukan terobosan komersial yang signifikan.

Baca Juga: Coba Deh Aneka Olahraga Yang Sedang Tren Berikut, Bonus Sehat Pastinya

Hingga kini, pemerintah pusat masih memberikan respon hati-hati. Kementerian ESDM menyatakan bahwa Bobibos belum memiliki izin edar dan masih harus melalui uji laboratorium, uji jalan, serta sertifikasi yang dapat memakan waktu berbulan-bulan.

Namun, sikapnya tetap terbuka dengan menilai inovasi ini perlu dipelajari lebih lanjut.

Di sisi lain, para akademisi dari sejumlah universitas termasuk ITB mengimbau masyarakat agar tidak terburu-buru percaya.

Mereka menilai bahwa pengujian oktan saja tidak cukup untuk membuktikan kualitas bahan bakar baru. Diperlukan uji durabilitas minimal 1.000 km untuk mengetahui apakah bahan tersebut benar-benar aman bagi mesin kendaraan standar.

Raymond menegaskan bahwa keberhasilan Bobibos harus dibuktikan melalui data ilmiah dan bukan sekadar narasi viral.***

Baca Juga: Anda Berencana Bangun Rumah Tahun Depan? Simak Tren Desain Rumah 2026

 

Halaman:

Tags

Terkini