bisnisbandung.com - Influencer bisnis, Raymond Chin, menilai bahwa kesuksesan besar K-pop tidak hanya terletak pada musik, melainkan pada bagaimana empat raksasa hiburan Korea SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, dan HYBE Labels membangun ekosistem bisnis yang terintegrasi dengan fandom.
Menurut Raymond Chin, Big 4 K-pop bukan lagi sekadar label musik, tetapi telah berevolusi menjadi konglomerat budaya.
Mereka merambah ke bidang teknologi, fashion, platform digital, hingga diplomasi budaya. Perusahaan-perusahaan ini meninggalkan model tradisional penjualan musik dan menggantinya dengan strategi monetisasi fandom.
Baca Juga: DPR Ikut Berduka, Puan Tegas: Kasus Kematian Ojol Affan Harus Diusut Tuntas!
“Makanya, di sini K-pop itu bukan distribusi lagu. Mereka bikin sistem tertutup di mana semua pengeluaran fans jadi mesin duit. Dan itu baru digital,” lugasnya di youtube pribadinya.
SM Entertainment dianggap sebagai pembentuk DNA K-pop modern dengan konsep culture technology. Agensi ini menjadi pelopor sistem pelatihan idol sejak 1990-an.
Pada 2025, pendapatan kuartal pertama SM mencapai 231 miliar won, dengan profit signifikan berkat lisensi dan intellectual property.
Baca Juga: People Power di Depan Mata? Amien Rais Singgung Aksi 25 Agustus
Mereka juga mengembangkan SMCU (SM Culture Universe), mendirikan akademi K-pop di Singapura, serta berinvestasi di platform digital untuk memperluas jangkauan global.
YG Entertainment dikenal dengan gaya khas yang melahirkan ikon global seperti Blackpink. Raymond Chin menilai Blackpink berperan penting menyelamatkan kinerja YG, terutama lewat tur dunia pada 2023 yang mencetak 569 miliar won dengan 2,2 juta penonton di 65 negara.
Kini YG mulai diversifikasi, meningkatkan jumlah produser, dan mengurangi bisnis non-musik agar lebih fokus pada pengembangan artis baru.
JYP Entertainment menonjol dengan citra bersih dan tata kelola modern. Mereka menjadi agensi pertama di Korea yang menjalankan program KEI, menerapkan kebijakan hak asasi manusia, dan memperoleh sertifikasi ISO 37001 anti-suap.
Secara strategi, JYP memperluas pasar dengan mendirikan cabang di China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Anggota Dewan Tepis Gaji Buruh dan DPR Beda 42 Kali Lipat, Namun Enggan Sebut Nominal