bisnisbandung.com - Kelangkaan beras premium di retail modern semakin terasa dalam beberapa pekan terakhir.
Padahal, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menegaskan bahwa stok beras nasional masih aman.
Menurut Ketua Afiliasi Global Retail Association, Roy Mandey, kondisi ini dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari biaya produksi hingga pola distribusi yang tidak seimbang.
Roy N. Mandey menjelaskan bahwa produsen beras enggan memasok produk ke retail modern karena harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah tidak menutup biaya produksi.
Baca Juga: Ekonom Kritik Target 5,4% RAPBN 2026, Pemerintah Dinilai Terlalu Optimistis
“Tetapi produsen beras enggan menjual ke retail modern karena harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah itu artinya tidak seimbang dengan biaya produksi. Biaya produksinya cenderung lebih mahal,” paparya dilansir dari youtube Metro TV.
Biaya gabah, pupuk, dan tenaga kerja yang meningkat membuat margin keuntungan produsen semakin tipis, bahkan berisiko merugi jika terus memasok ke retail. Hal ini membuat pasokan beras premium ke pusat perbelanjaan modern berkurang drastis.
“Nah, di sini tentu menjadi satu problematika. Karena apa? Karena biaya produksi meningkat. Apa saja komponen biaya produksi? Kita sudah tahu, mulai dari gabah tentunya, kemudian pupuk, kemudian juga tenaga kerja, si petaninya sendiri, dan lain sebagainya,” tegasnya.
Baca Juga: Korban Jebakan Utang China Muncul, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Sorotan Awalil Rizky
Selain faktor biaya, Roy juga menyoroti dampak fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan dan menggeser masa panen.
Kondisi cuaca tersebut menurunkan ketersediaan gabah sehingga distribusi beras ke pasar mengalami keterlambatan.
Meskipun secara total produksi beras nasional masih positif, pasokan ke retail modern tidak stabil akibat pergeseran jadwal panen.
Roy menambahkan, retail modern kini memperketat verifikasi kualitas beras. Hal ini dilakukan untuk memastikan produk yang dijual bebas dari praktik oplosan.
Baca Juga: “Hidup Dalam Kepalsuan 10 Tahun”, Amien Rais Kritik Kepemimpinan Jokowi