bisnisbandung.com - Industri air minum dalam kemasan (AMDK) memasuki babak baru. Salah satu indikasinya terlihat dari langkah mengejutkan Aqua yang mulai memasarkan galon berbahan PET dan kemasan 10 liter tanpa kampanye besar.
Perubahan ini menjadi sorotan dr. Indrawan Nugroho, praktisi transformasi bisnis, yang menilai langkah tersebut sebagai indikasi perubahan strategi besar dari pemimpin pasar.
“Tidak ada edukasi sebelumnya. Tiba-tiba saja galon PET muncul di rak-rak penjual, ditawarkan oleh distributor lokal atau di aplikasi pemesanan. Jadi perubahan ini dilakukan begitu saja senyap, nyaris tanpa suara,” ungkapnya di youtube pribadinya.
Baca Juga: Hari Reformasi, Rocky Gerung: Demokrasi Kita Disandera Oligarki!
Selama bertahun-tahun, Aqua dikenal konsisten mempertahankan penggunaan galon berbahan polikarbonat dan strategi komunikasi yang kuat dalam setiap peluncuran produk baru.
Namun belakangan, perusahaan ini memutuskan untuk memperluas distribusi galon PET yang sebelumnya hanya diuji coba di Bali dan Sulawesi Utara.
Kini, produk tersebut mulai beredar di wilayah seperti Jakarta Selatan, Depok, dan sebagian Bandung.
Menurut pengamatan dr. Indrawan, transformasi ini mungkin tidak lepas dari kebijakan terbaru Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mewajibkan pencantuman label bahaya BPA pada galon berbahan polikarbonat.
Baca Juga: Heran Pembinaan di Barak Militer Dipersoalkan, Hendri Satrio: Dampak Terburuknya Apasih?
Label tersebut dapat memicu kesadaran konsumen terhadap potensi risiko kesehatan dari kandungan BPA, sehingga perusahaan besar seperti Aqua tidak punya pilihan selain menyesuaikan diri.
Namun yang menarik, perubahan ini dilakukan tanpa dukungan komunikasi publik seperti yang biasa dilakukan Aqua.
Tidak ada iklan televisi, baliho, atau edukasi konsumen. Galon PET tersebut muncul begitu saja di rak-rak swalayan dan aplikasi pemesanan, didistribusikan oleh jaringan lokal.
Indrawan menilai pendekatan diam-diam ini sebagai sesuatu yang tidak lazim bagi sebuah brand sebesar Aqua.
Baca Juga: Hari Reformasi, Rocky Gerung: Demokrasi Kita Disandera Oligarki!