bisnisbandung.com - Industri ritel Indonesia diprediksi menghadapi tekanan berat sepanjang 2025.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, tren belanja masyarakat yang berubah drastis menjadi faktor utama yang memengaruhi proyeksi pertumbuhan sektor ini.
Meski aktivitas pengunjung di pusat perbelanjaan tetap tinggi, perubahan pola konsumsi berdampak langsung pada kinerja ritel, terutama yang menjual barang-barang dengan harga menengah ke atas.
Baca Juga: Pemilihan Ketua Umum Mirip Sepak Bola Gajah! Adi Prayitno Bongkar Konflik Panas PDIP dan PSI
Fenomena perubahan karakter konsumen saat ini ditandai dengan kecenderungan untuk lebih selektif dan fokus pada kebutuhan pokok.
Masyarakat tetap melakukan pembelian, tetapi memilih produk dengan harga satuan lebih murah. Hal ini menyulitkan pelaku usaha ritel, terutama pemilik gerai fashion atau butik yang mengandalkan margin tinggi dari produk premium.
“Jadi saya kira, betul terganggu, karena target 2025 saya kira tidak akan tercapai,” ujarnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
“Kenapa? Karena puncak penjualan ritel pada saat Ramadan dan Idulfitri yang lalu itu tidak sesuai target. Nah, kalau peak season-nya itu tidak tercapai, tentunya ini akan memengaruhi kinerja secara keseluruhan sampai dengan akhir tahun nanti,” lanjutnya.
Beban operasional yang tetap tinggi, seperti sewa dan biaya tenaga kerja, membuat tekanan bisnis semakin terasa.
Kunjungan ke pusat perbelanjaan memang tidak surut. Pengunjung tetap datang untuk menikmati fasilitas seperti tempat makan, hiburan keluarga, atau layanan kesehatan.
Namun, tidak semua kunjungan berujung transaksi. Ini memperkuat fenomena Rojali atau rombongan jarang beli, yang semakin mencolok sepanjang tahun.
APPBI mencatat bahwa meski tidak terjadi gangguan signifikan hingga pertengahan tahun, sinyal perlambatan pertumbuhan tetap kuat.
Baca Juga: Bukan 19-0, Qodari: Ini Fakta Kemenangan Prabowo dalam Perang Tarif dengan Trump!
Artikel Terkait
PHK dan Kesenjangan Ekonomi Meningkat, Rangkap Jabatan Wamen Dinilai Tak Peka Kondisi Rakyat
Ekonomi Indonesia di Ujung Krisis? Sri Mulyani Pastikan APBN Siap Menyelamatkan
Ekonomi Anjlok, Rocky Gerung Desak Reshuffle Menteri Prabowo Dinilai Cuma Numpang Nama
Mengenal Ragam Permasalahan Ekonomi Di Indonesia
Bandung Macet karena Lari? Farhan: Justru Itu Bikin Ekonomi Ngebut!
Koperasi Merah Putih, Senjata Rahasia Prabowo Perkuat Ekonomi Desa?