Menurut Leonard, eFishery juga menerapkan strategi untuk mengelabui auditor dengan membatasi akses mereka hanya pada data yang telah disesuaikan, sementara data internal yang asli tetap tersembunyi.
Perusahaan juga disebut menggunakan perusahaan boneka dan direktur nominee untuk menciptakan transaksi palsu.
Direktur-direktur ini disebut hanya bertugas menandatangani dokumen tanpa benar-benar memiliki kontrol terhadap transaksi yang terjadi.
Baca Juga: Jokowi Cemas Prabowo dan Megawati Bertemu? Hendri Satrio: Ini Bisa Berpengaruh Besar!
Selain itu, Leonard mengungkap adanya bonus besar yang dibagikan kepada internal perusahaan dari hasil pendanaan investor.
Bonus ini diduga tidak berdasarkan performa bisnis yang sebenarnya, melainkan dari angka yang telah dimanipulasi.
Jumlahnya mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya, dengan nilai yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan fiktif perusahaan.
“Berdasarkan laporan yang gua dapat, Gibran sendiri yang menginstruksikan ke timnya berapa omzet dan laba kotor yang dia mau dari bulan ke bulan buat dilaporin ke board, ke perusahaan, dan ke pemegang saham,” lugas Leonard Hartono.***
Baca Juga: Faizal Assegaf: Genk Solo di Kabinet, Hambatan Bagi Prabowo dalam Mewujudkan Visi
Artikel Terkait
Susun Rencana Bisnis 2025 Untuk Anda Bisa Meraih Tujuan Anda!
Tips Memulai Investasi Sejak Usia Muda
Langkah Usaha Agar Sukses di 2025, Konsultan Bisnis Bongkar Empat Strategi Penting
eFishery Bikin Malu Indonesia! Raymond Chin Bongkar Dampaknya: Rakyat Bisa Kena
Raymond Chin Ingatkan Pelajaran Penting dari Skandal eFishery untuk Startup dan Investor
Perang Sumber Bisnis Bagi Amerika Serikat, Ketergantungan Dunia pada Senjata AS