Bisnisbandung.com - Memasuki satu minggu lebih pascabencana banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatera, distribusi bantuan masih belum maksimal.
Banyak daerah yang terisolasi akibat akses jalan putus, membuat ribuan warga penyintas belum tersentuh penanganan yang memadai.
Sejumlah kepala daerah mengaku kewalahan. Mereka menilai kemampuan pemerintah daerah sangat terbatas dalam menembus wilayah terdampak dan memenuhi kebutuhan dasar warga.
Baca Juga: Menteri Lingkungan Panggil Delapan Perusahaan Diduga Berkontribusi dalam Kerusakan Lingkungan
Situasi ini membuat beberapa pemimpin daerah meminta pemerintah pusat menetapkan bencana tersebut sebagai bencana nasional agar bantuan dan operasi evakuasi bisa ditingkatkan.
Di Aceh Utara, pemerintah kabupaten menyampaikan bahwa penanganan bencana sudah melampaui kapasitas daerah.
Pemda menilai situasi di lapangan semakin pelik karena banyak desa terendam dan akses sulit ditembus.
Bupati Aceh Utara menyampaikan bahwa kondisi kritis ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat agar percepatan penanganan dapat dilakukan.
Baca Juga: Bupati Samosir Dinilai Sangar dan Cerdas, Tolak Bantuan dari Koorporasi Perusak Lingkungan
Sementara itu, Kabupaten Aceh Tengah melaporkan terdapat hampir 100 desa yang masih terisolasi hingga saat ini.
Stok pangan disebut hanya cukup untuk satu hingga dua hari ke depan, sementara kebutuhan lain seperti gas dan logistik sudah sangat menipis.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa keterbatasan akses dan infrastruktur membuat penanganan bencana tidak mungkin ditangani sendiri tanpa dukungan tambahan dari pusat.
Di Nagan Raya, pemerintah daerah menyoroti belum adanya bantuan signifikan dari pusat yang diterima hingga kini.
“Tapi khusus untuk Kabupaten Nagan Raya, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah pusat yang kami terima,” ungkap Teuku Raja Keumangan, Bupati Nagan Raya, dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: Boyamin Saiman Geram KPK Ngeles soal Tak Kunjung Panggil Bobby Nasution