Kenali Alasan Flexing Atau Perilaku Pamer Harta Menurut Psikologi

- Kamis, 9 Maret 2023 | 20:45 WIB
Ilustrasi pamer sedang berbelanja barang mewah merupakan bagian dari flexing (StockSnap / pixabay  )
Ilustrasi pamer sedang berbelanja barang mewah merupakan bagian dari flexing (StockSnap / pixabay )

Bisnisbandung.com - Bila sikap pamer seseorang dikaitkan dengan gangguan jiwa, tentunya perilaku tersebut akan disertai ciri-ciri lainnya seperti merasa diri yang paling penting; fantasi berlebih tentang kesuksesan, kekuatan, kepintaran, atau kecantikan,.

Serta membutuhkan pengakuan berlebihan Jika ciri-ciri tersebut terdeteksi, maka ada kemungkinan seseorang mengalami gangguan kepribadian narsisistik.

Tujuan seseorang melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam gangguan kepribadian suka pamer harta atau disebut dengan flexing adalah untuk memperoleh kepuasan pribadi walaupun bersifat sementara, untuk memiliki teman atau relasi.

Meski demikian, dampak flexing terhadap diri seseorang bisa muncul gangguan jiwa lainnya seperti gangguan mood ataupun muncul masalah dalam relasi.

Gangguan narsisistik ini biasanya dilakukan berulang karena memang sudah bagian dari ciri-ciri kepribadiannya.

Baca Juga: Semoga salah satunya kalian, Simak 5 tanda seseorang bakal sukses dan mempunyai masa depan yang cerah

Belakangan ini banyak fenomena tokoh public , pejabat mupun keluarganya pamer harta di media sosial, baik itu soal harta benda, gaya hidup, kedudukan/jabatan, dan lainnya yang dinilai lebih unggul dibandingkan orang lain. Perilaku tersebut adalah flexing.

Perkembangan media sosial dimanfaatkan untuk mempublikasikan diri seseorang secara berlebihan dan hal tersebut memang sengaja dilakukan. Lalu, apa motif sebenarnya pelaku flexing tersebut?

  1. Kurang Empati

Perilaku memamerkan sesuatu yang mewah di media sosial, tentu bukan sesuatu yang nyaman untuk semua orang. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak menyadari bahwa banyak orang tidaknyaman dan terganggu akan hal itu.

Pelaku flexing merasa senang dan bangga dengan apa yang diunggahnya di media sosial karena menurutnya hal tersebut wajar dilakukan.

Namun disisi lain, perilaku seperti itu menunjukkan bahwa rasa kurang empati yang mendorongt seseorang cuek dan melakukan hal, termasuk mempublikasikan sesuatu yang superior.

Baca Juga: Terapkan 5 prinsip ini supaya hidupmu bebas dari jeratan hutang. Yakin masih mau pinjol?

  1. Kebutuhan Eksistensi Diri

Salah satu faktor pendorong seseorang melakukan flexing di media sosial adalah karena ingin eksis. Kebutuhan yang besar terhadap eksistensi diri justru mendorong seseorang gemar pamer sesuatu.

Media sosial adalah media efektif untuk membuat segala sesuatunya diketahui banyak orang.

Menurut pelaku, jika kemewahan dan keunggulan yang dipublikasikan, maka banyak orang yang bersimpati dan kagum pada pencapaiannya.

Halaman:

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

10 Manfaat Mengkonsumsi Jambu Biji Untuk Kesehatan

Rabu, 16 Agustus 2023 | 13:00 WIB

Ketiak Sering Berkeringat? Gini Solusinya

Minggu, 2 Juli 2023 | 21:00 WIB
X