Selain pemulihan jaringan listrik, Bahlil menegaskan bahwa pasokan BBM dan LPG juga menjadi prioritas.
Ia menyebut bahwa wilayah Bireuen, dengan jumlah penduduk lebih dari 400 ribu jiwa, masih terisolasi dan membutuhkan penanganan cepat agar komunikasi dan aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan normal.
Ia sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan distribusi energi dapat berjalan setelah listrik dipulihkan.
Dalam laporannya, Bahlil juga menyoroti kerusakan infrastruktur yang sangat parah. Sebanyak 14 jembatan dilaporkan terputus akibat meluapnya sungai yang sebelumnya hanya memiliki lebar sekitar 90 meter, namun kini melebar hingga 400 hingga 500 meter.
Kondisi ini membuat akses darat menuju Bireuen hampir mustahil dilalui dan menambah tantangan besar dalam proses penanganan bencana.
Kementerian Pekerjaan Umum disebut sudah bekerja paralel untuk membuka kembali akses jalan agar mobilisasi logistik dan alat berat dapat dipercepat.***
Baca Juga: Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh
Artikel Terkait
Kondisi Terisolasi Total, Bupati Tapanuli Tengah Jelaskan Keadaan Tragis Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Utara
Akses Terputus dan Stok Pangan Menipis, Sejumlah Wilayah Terdampak Banjir Sumut Masih Terisolasi
BMKG Ungkap Munculnya Anomali Cuaca Ekstrem di Sumatera dan Aceh Dipicu Kerusakan Lingkungan
Bencana di Sumatera dan Aceh, WALHI Sudah Ingatkan, Pemerintah Longgarkan Izin Eksploitasi Alam
Pengamat Tata Kota Tegaskan Kerusakan Lingkungan Jadi Akar Masalah Banjir Besar di Sumatera dan Aceh
Kayu Gelondongan di Banjir Sumatera Tuai Sorotan, Greenpeace Desak Pemerintah Mereview Izin-Izin Konsensi