Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya langkah taktis untuk menekan angka putus sekolah di wilayahnya.
Dalam pernyataan terbarunya, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa sekolah negeri terutama SMA dan SMK harus bersedia menerima lebih banyak siswa meski melebihi kapasitas ideal kelas.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa kebijakan ini akan diberlakukan secara fleksibel.
Baca Juga: Bertebar Bintang! Ada Amanda Manopo Hingga Randy Martin di Film Horor 'Dusun Mayit'
"Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka putus sekolah yang sangat tinggi," ujar Dedi Mulyadi dalam instagramnya.
Meskipun batas ideal satu kelas adalah 25-35 siswa sekolah tetap diminta siap menampung hingga 50 siswa bila dibutuhkan.
Dedi Mulyadi menekankan "Maksimal 50 siswa artinya bisa 25, 30, atau 35 siswa."
"Tapi jika jumlah pendaftar tinggi dan siswa harus sekolah ke tempat jauh dengan ongkos mahal, sekolah negeri wajib menampung," tegasnya.
Ia menyoroti bahwa sekolah negeri berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: 'Lebih Dari Selamanya' Telah Dijadwalkan Tayang, Simak Informasi Lengkapnya!
Sehingga kebijakan ini berlaku langsung untuk SMA dan SMK negeri di seluruh kabupaten/kota.
"Lebih baik anak-anak kita bersekolah meskipun sederhana daripada tidak sekolah sama sekali. Jangan sampai ada anak Jawa Barat yang putus sekolah hanya karena sistem yang kaku," lanjutnya.
Dedi Mulyadi berharap masyarakat bisa memahami dan mendukung langkah ini demi masa depan pendidikan Jawa Barat.
Ia juga meminta semua pihak terutama dinas pendidikan dan kepala sekolah untuk memprioritaskan kemanusiaan dan akses pendidikan merata.
Baca Juga: Callista Arum Bintangi Film Horor 'Tumbal Proyek', Segera Tayang dalam Waktu Dekat