Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara soal kritik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI sebelumnya mengkritik program pembinaan remaja bermasalah yang dilakukan pemerintah provinsi Jawa Barat.
Dedi Mulyadi menilai KPAI terlalu sibuk mengoreksi hal-hal teknis seperti fasilitas tidur ketimbang menyelesaikan akar persoalan anak-anak.
Baca Juga: Skenario Terburuk dari Isu Akuisisi GoTo oleh Grab, Sorotan Raymond Chin
"KPAI harusnya hari ini bukan mengoreksi kekurangan dari kegiatan yang itu penanganan darurat. Tapi ambil langkah menyelesaikan problem yang dialami anak-anak kita," ujar Dedi Mulyadi yang dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Menurut Dedi Mulyadi jumlah anak dan remaja bermasalah di Jawa Barat sudah mencapai ribuan.
Ia berharap KPAI bisa turun langsung dan mengambil sebagian anak-anak itu untuk dibina bukan hanya mengamati dari jauh.
"Kalau sibuk terus urusin soal tempat tidur dan sejenisnya, ya nggak akan selesai problemnya. Ambil dong, didik mereka supaya selesai masalahnya," tegasnya.
Baca Juga: Keren! Chelsea Islan Comeback ke Dunia Film, Siap Produksi dan Bintangi Biopik 'Rose Pandanwangi'
Dedi Mulyadi juga menyampaikan bahwa dari program yang dijalankan di barak TNI sejumlah anak menunjukkan perubahan besar.
Ia menyebut 39 anak sudah dinyatakan lulus dan menunjukkan kedisiplinan serta empati yang tinggi.
"Bahkan mereka sampai nangis, cium kaki ibunya. Itu belum tentu didapat di sekolah. Besok ada 273 lagi yang lulus dan ini akan terus berlanjut," ucapnya.
Gubernur Jabar itu menargetkan hingga belasan ribu anak bisa dibina melalui program ini jika seluruh kabupaten dan kota ikut berkolaborasi.
Ia pun mempertanyakan kontribusi nyata KPAI selama ini.