Bisnisbandung.com - Pemilih muda dan aktivis lingkungan menyatakan kekecewaannya terhadap debat ke dua pilkada Jawa Barat, lantaran debat kali ini tidak membahas langkah konkret transisi energi yang diperlukan untuk menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak.
Hal tersebut terungkap dalam acara nonton bareng dan diskusi sebagai rangkaian kegiatan Festival Pilkada Bandung, sebuah proyek kolaborasi berbagai elemen anak muda untuk bertemu dan berdialog dengan calon pemimpin Jawa Barat.
Jawa Barat sendiri saat ini sedang menghadapi krisis lingkungan yang serius, dimana daya dukung dan daya tampung lingkungan telah terlampaui, sehingga menjadikan provinsi Jawa Barat sebagai wilayah dengan jumlah bencana tertinggi di Indonesia.
Baca Juga: Pajak PPN 12% RI Jadi Terbesar Kedua di ASEAN, Netizen : Siap Kencangkan Ikat Pinggang
Dari data yang dihimpun, sejak Januari hingga Oktober 2024, tercatat telah terjadi 187 kejadian banjir, 610 kejadian cuaca ekstrem, 400 tanah longsor, 158 kebakaran hutan, 18 kekeringan, dan 16 gempa bumi, akibat krisis iklim.
Project Lead Pilah Pilih, Elok F. Mutia mengatakan, “Orang muda di Jawa Barat merupakan kelompok penting dalam pemilu kali ini. Dari data dan aspirasi yang kami kumpulkan membuktikan bahwa kesadaran dan tuntutan mereka semakin tinggi tentang krisis iklim dan energi bersih.”
Maraknya industri yang masih menggunakan energi fosil menjadi salah satu masalah terbesar di sektor energi di Jawa Barat, termasuk di Cirebon, sebagai lokasi pelaksanaan debat Calon Gubernur. Namun sayangnya hal ini tidak menjadi pembahasan kunci dalam debat kali ini.
Baca Juga: Responnya Negatif! Adi Prayitno Tantang Gibran Buktikan Efektivitas Lapor Wakil Presiden
Sementara itu, salah satu panelis dari Climate Rangers Cirebon, Alsya Aquia menyoroti isu utama industri energi, terutama PLTU di daerahnya, yang seharusnya sudah dipensiunkan dini.
"Kalau mau mengatasi masalah yang satu, jangan membuat yang baru. Sektor energi bisa ditransmisikan ke yang terbarukan, apalagi banyak dampak buruk PLTU tidak hanya ke lingkungan tapi juga kesehatan, ekonomi sosial masyarakat sekitar," ujarnya.
Selain itu, Dani Setiawan dari Rhizoma menilai, “Calon pemimpin Jawa Barat terkesan justru menyalahkan masyarakat seperti penambangan ilegal dan pembabatan hutan, tetapi tidak ada protes jelas seperti terhadap proyek strategis nasional yang mendapat izin dan dukungan kuat dari pemerintah pusat.”
Baca Juga: Ancaman Asing di Sektor Kesehatan: Agung Sapta Adi Ungkap Risiko Tersembunyi
Festival Pilkada Bandung merupakan proyek kolaborasi antara Pilah Pilih, Demokrasi Kita, Bijak Pilkada, Enter Nusantara, Bangun Bandung, Muda Empati, Climate Ranger, Rhizoma Indonesia, Plabs.id, dan Bandung Milik Kita.
Dalam laporan yang dikeluarkan kolaborator Kampanye Pilah Pilih 'Muliakan Bumi Parahyangan’, masalah lingkungan utama yang menjadi perhatian warga Jawa Barat antara lain adalah persampahan, tata guna lahan, ketergantungan terhadap energi fosil dan korupsi iklim.
Laporan ini memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk pemimpin Jawa Barat terpilih nantinya, diantaranya mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan porsi energi terbarukan dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED).***