Kehadiran Rusia di G20, Mengancam Eksistensi Kepresidenan G20 Indonesia

photo author
- Jumat, 15 April 2022 | 12:00 WIB
Keberadaan Rusia di G20, bak simalakama (Instagram/ jokowi)
Keberadaan Rusia di G20, bak simalakama (Instagram/ jokowi)

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Berkonflik, Terganggukah Hubungan Ekonomi Indonesia Dengan Ukraina?

Karena memiliki hak dalam menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20, serta menentukan undangan bagi para kepala negara termaksud mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Respon dari negara-negara anggota terlihat jelas dan tentu secara langsung mengancam presidensi Indonesia di tahun ini. Karena dengan mengundang Rusia tentu akan menjadi masalah besar bagi banyak negara tidak terkecuali Indonesia.

Dengan adanya tekanan Indonesia tetap mengundang Rusia dalam pertemuan G20 ini dan menjadi jawaban tegas Indonesia karena sudah menjadi “tugas” untuk mengundang seluruh negara anggota.

Maka perlu diidentifikasi alasan Indonesia tetap mengundang Rusia, kata Dwi Fauziansyah Moenardy S.IP,. M.I.Pol

Pertama jika kita melihat arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tetap mendukung perdamaian dunia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang tida ikut menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia hal ini dilakukan agar tetap menjaga komunikasi dengan Rusia untuk mengejar perdamaian.

Kedua, hal ini bisa diambil Indonesia sebagai kesempatan dalam memenuhi minyak dengan membelinya dari Rusia dengan harga murah ditengah situasi seperti saat ini.

Dengan banyaknya negara yang menjatuhkan sanksi Indonesia melalui Perusahaan negara, pertamina dapat mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Berkonflik, Apa Keuntungan Indonesia?

Dari alasan ini bisa dilihat hubungan ini akan dijaga oleh Indonesia, kan tetapi Indonesia harus mampu menunjukan kemampuannya dalam merespon tekanan dari negara-negara anggota.

Serta perlu strategi yang jelas apakah mengundang Rusia menjadi langkah yang tepat atau tidak bagi Indonesia, dan bagi tuan rumah.

Jangan sampai terjadi seperti G8 yang berubah menjadi G7 dan sekarang G20 berubah menjadi G19 atau dapat lebih parah dan tentu akan mengancam eksistensi Indonesia di G20 dan di kancah perekonomian dunia, pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yayu Rahayu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X