Tagar Warga Net “Rindu” Tangisan Bu Puan, Harga BBM Naik Jaman SBY Nangis Terisak, Sekarang Diem

- Rabu, 6 April 2022 | 14:00 WIB
Air mata Puan di era SBY dinilai bukan karena pedih melihat rakyat semakin susah, tetapi hanya untuk kepentingan politik (Instagram @ puanmaharaniri)
Air mata Puan di era SBY dinilai bukan karena pedih melihat rakyat semakin susah, tetapi hanya untuk kepentingan politik (Instagram @ puanmaharaniri)

 

 

BISNIS BANDUNGWarganet rindu tangisan Bu Puan Maharani menjadi tagar setelah Puan menangisi kenaikan harga BBM.

Big fakta saat ini, selain rakyat antre untuk mendapatkan minyak goreng, juga antre untuk beli BBM.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga mengkritik sikap Puan yang berbeda terkait kenaikan harga BBM di era SBY dan Presiden Joko Widodo.

Puan menangis terisak-isak karena harga BBM naik jaman Presiden SBY,  waktu itu Puan jadi oposisi di pemerintahan SBY yang menolak tegas kenaikan harga BBM Indonesia.

Baca Juga: Puan: Peretasan BSSN Lembaga Sebagai Tameng Keamanan Siber Indonesia Kena Retas

Tangisan Puan itu berbanding terbalik pada pemerintahan Jokowi yang menaikan BBM.

Puan justru, malah mendukung dan tidak memprotes dengan cara menangis terisak-isak atau bentuk lainnya.

"Namun, sejak Puan menjadi pendukung pemerintah, tidak ada lagi air mata ketika pemerintah menaikkan BBM. Puan dengan gampangnya mengaminkan kenaikan BBM,"ujar Jamiluddin pada Minggu (3/4/2022).

Jamiluddin mengaku tidak heran jika sikap Puan terkait kenaikan harga BBM era Jokowi panen kritik pedas dari warganet.

Air mata Puan di era SBY dinilai bukan karena pedih melihat rakyat semakin susah, tetapi hanya untuk kepentingan politik.

Wajar jika masyarakat ikut merasa kecewa atas perbedaan sikap Puan pada era SBY dan Jokowi.  Jamiluddin menyebut air mata Puan untuk pencitraan.

Baca Juga: Puan: Menikmati Ruang Publik Dilarang Pemerintah  Harus Pikirkan Rakyat Yang Tidak Memiliki Smartphone

Halaman:

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X