Bisnisbandung.com - Menurut Imam Prasodjo, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, kepolisian perlu lebih cepat dalam mendeteksi praktik penggandaan uang yang merupakan tindakan kriminal agar kasus seperti 'dukun di Banjarnegara' tidak terjadi lagi di masa depan.
Hal penggandaan uang disebabkan karena fenomena mistis atau klenik di Indonesia cukup luas dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengedukasi masyarakat agar dapat berpikir rasional dan tidak mudah tertipu.
Josias Simon, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa model kejahatan yang berlatar belakang 'budaya' penggandaan uang ini cukup sering terjadi.
Pelaku kejahatan biasanya menggunakan pola yang sama.
Baca Juga: Semuanya penuh arti, Simak 7 cara pria memandang wanita yang disukainya
Di sisi lain, Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya pada janji seseorang atau pihak yang mengklaim bisa menggandakan uang secara instan.
POLA DAN MENARGET KORBAN YANG SAMA
Josias Simon, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa penipuan dengan modus penggandaan uang memiliki pola yang serupa.
Pelaku akan mengaku sebagai kyai, mbah, atau eyang yang memiliki ilmu pesugihan putih untuk membantu menggandakan modal usaha atau membantu orang yang sedang terjebak dalam utang atau kesulitan ekonomi.
Untuk membuat calon korban terperdaya, pelaku biasanya menambahkan foto uang dalam jumlah besar dan testimonial tentang keberhasilan penggandaan uang gaib tersebut.
Baca Juga: Jangan Asal Baper, Berikut 5 Tanda Pria Hanya Memanfaatkan Wanita untuk Kepentingannya Sendiri
Menurut Josias Simon, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia, model kejahatan yang berlatar belakang "budaya" cukup sering terjadi.
Para pelaku umumnya menggunakan pola yang sama dengan cara memanipulasi korban agar terlihat berhasil, sehingga menarik minat banyak orang yang sedang terdesak keuangan.
Metode ini seringkali diiklankan secara online, terutama di media sosial, dengan janji-janji penggandaan uang yang menggiurkan.
Oleh karena itu, Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, meminta masyarakat untuk berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan janji yang tidak realistis.