Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai aksi massa dan kemarahan driver ojek online (ojol) usai tewasnya Affan Kurniawan (21), pengemudi ojol yang tertabrak mobil barakuda Brimob merupakan akumulasi panjang ketidakpuasan publik terhadap pemerintah.
Rocky menyebut kemarahan yang meluas tidak bisa hanya dilihat sebagai reaksi spontan.
Menurutnya ini adalah ledakan dari rasa frustrasi yang menumpuk selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Kritik Tajam! Diaspora Indonesia di Denmark Soroti DPR Joget Saat Rakyat Sengsara
"Ledakan hari ini adalah akumulasi keadaan selama 10 tahun, ketika ekspresi publik dibatasi, ketika ekonomi sulit, dan akhirnya tumpah ke jalan," kata Rocky dalam kanal YouTube miliknya.
Rocky menilai pemerintah memang sudah menyampaikan duka cita dan janji proses hukum termasuk Kapolri dan Presiden Prabowo.
Namun menurutnya empati itu tidak cukup untuk meredam kemarahan masyarakat.
"Kapolri sudah minta maaf, Presiden Prabowo sudah sampaikan belasungkawa, tapi publik tetap marah. Karena akar masalahnya bukan hanya soal insiden tapi soal akumulasi frustrasi sosial-ekonomi," ujarnya.
Rocky menyoroti bahwa pengemudi ojol kini menjadi kekuatan massa tersendiri.
Baca Juga: DPR Dikecam Publik, Pendapatan Tinggi Dinilai Tak Sejalan dengan Kinerja
Banyak dari mereka kata Rocky berasal dari kelas menengah yang terpaksa turun ke jalan karena kehilangan pekerjaan.
"Driver ojol ini khas, karena mereka datang dari buruh yang di-PHK, pekerja yang kehilangan penghasilan, lalu beralih ke ojol. Persaingan makin ketat, pendapatan turun, dan frustrasi sosial makin besar," jelasnya.
Rocky juga menyinggung kondisi ekonomi yang menurutnya memburuk akibat salah urus pemerintahan sebelumnya.
Ia menyebut utang negara dan berbagai proyek yang menguras APBN menjadi beban hingga hari ini.
Baca Juga: Misteri Simbol Amplop dalam Kasus Arya Daru, Pakar Komunikasi Ungkap Makna Tersembunyi