bisnisbadung.com - Penyelidikan atas kematian misterius diplomat muda Arya Daru masih terus bergulir, dengan fokus baru mengarah pada kemungkinan keterlibatan pihak lain.
Suprapto, kriminolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menilai sejumlah bukti dan pola pergerakan korban menunjukkan adanya celah yang patut dicermati oleh penyidik.
“Jadi yang pertama, bahwa dengan adanya handphone yang hilang itu, saya kira juga berarti ada pihak lain yang terkait dengan peristiwa ini,” ujarnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Dari rekaman CCTV yang diperoleh pihak kepolisian, diketahui bahwa Arya sempat terekam berada di rooftop gedung Kementerian Luar Negeri sebelum menuju ke tempat indekosnya.
Rekaman yang tersebar dari berbagai titik, dengan jumlah sekitar 20 video, membuka kemungkinan penelusuran kronologi lengkap pergerakan korban.
Menurut Suprapto, jika rekaman tersebut memiliki celah atau terpotong dalam waktu-waktu krusial, maka itu bisa mengindikasikan adanya campur tangan pihak lain yang sengaja mengaburkan jejak.
Fakta hilangnya telepon genggam milik Arya semakin memperkuat dugaan bahwa terdapat pihak ketiga yang terlibat dalam peristiwa ini.
Hilangnya perangkat tersebut tidak hanya menghilangkan jejak komunikasi, tetapi juga potensi bukti digital yang dapat merekam interaksi terakhir korban sebelum meninggal dunia.
Suprapto menilai bahwa penghilangan barang ini bisa menjadi bagian dari upaya sistematis untuk menyulitkan proses investigasi.
Aspek lain yang juga disoroti adalah hasil forensik dan analisis terhadap barang bukti, termasuk isi dari tas yang ditemukan dan sisa-sisa sampah yang mungkin berasal dari korban.
“Yang masih perlu didalami oleh pihak kepolisian adalah hasil dari lab forensik itu, apakah sesuai, selaras dengan apa yang ditemukan dari barang bukti yang ada. Karena ini juga sangat penting, termasuk juga sampah misalnya isi dari tas yang dibuang ke sampah itu,” paparnya.
Baca Juga: IKN Telan Triliunan Rupiah, Pengamat ekonomi: Moratorium Jadi Solusi atau Bom Waktu APBN?