nasional

Kriminolog Soroti Arti Simbolik Lakban dalam Kasus Diplomat Kemenlu

Jumat, 11 Juli 2025 | 17:30 WIB
Kamar Kos Diplomat Kemenlu yang Tewas (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, masih menyisakan teka-teki besar.

Meski pihak kepolisian belum merilis penyebab pasti, berbagai temuan seperti kepala korban yang tertutup lakban serta kondisi kamar yang terkunci dari dalam menimbulkan spekulasi luas.

Menanggapi fenomena ini, kriminolog Hanifa Hasna menyampaikan analisis kritis dari perspektif simbolik, psikologis, hingga sosiologis.

Menurut Hanifa Hasna, publik sebaiknya tidak terjebak pada dikotomi sederhana antara bunuh diri atau pembunuhan.

Baca Juga: Perang Narasi! Dedi Mulyadi Vs Eko Soal Nama RSUD Al-Ihsan menjadi RSUD Welas Asih

Dalam kasus-kasus kematian yang tidak lazim, diperlukan pendekatan multidisipliner yang lebih dalam.

“Karena beberapa hal yang terjadi dalam pembunuhan ini itu menunjukkan sesuatu yang berbeda, gitu ya. Alias tidak lazim,” lugasnya dilansir dari youtube Metro TV.

Salah satu aspek yang ia soroti secara tajam adalah penggunaan lakban yang menutupi kepala korban. Dalam pandangan kriminologi, benda tersebut bukan hanya alat fisik, tetapi bisa mencerminkan simbol pembungkaman.

“Lakban itu untuk apa sih? Biasanya digunakan untuk menutup sesuatu, untuk membungkam sesuatu,” jelasnya.

Baca Juga: Riza Chalid Terseret Korupsi Migas, Pertamina Klarifikasi Tapi Tak Banyak Bicara

Hanifa menilai, tindakan melilit kepala dengan lakban bukanlah hal yang umum ditemukan dalam kasus bunuh diri.

Metode seperti ini cenderung rumit, memerlukan waktu, alat bantu, dan tidak efisien untuk menghilangkan nyawa secara instan.

Justru, metode tersebut kerap kali menunjukkan adanya unsur keterlibatan pihak lain baik dalam bentuk paksaan, manipulasi, maupun tekanan psikologis.

Baca Juga: Kasus Bank BJB Makin Panas, KPK Klarifikasi Alasan Ridwan Kamil Belum Dipanggil!

Halaman:

Tags

Terkini