Bisnisbandung.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan publik.
Kali ini datang dari pengamat sosial Rudi S Kamri yang menyoroti kekacauan dalam tata kelola program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Rudi bahkan menyebut program ini “amburadul” dan menyalahkan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pihak yang dinilai tak mampu merancang sistem yang efisien.
Baca Juga: Mahfud MD: Kritik Pedas Terhadap Pemerintahan Jokowi: Orang Gila Gak Bisa Dilawan dengan Cara Waras
Dalam YouTube Anak Bangsa TV, Rudi menyoroti kasus dapur katering di Kalibata, Jakarta Selatan yang terpaksa tutup.
Mereka tutup karena tidak dibayar meski telah menyuplai lebih dari 60 ribu porsi makanan untuk program MBG.
Rudi menjelaskan “Dari awal sampai akhirnya dapur itu tutup, pengusaha katering ini tidak dibayar sama sekali.”
“Yang rugi siapa? Anak-anak sekolah, dan juga Presiden Prabowo,” tegas Rudi.
Menurut Rudi persoalan dalam program MBG tidak hanya berhenti di kasus pembayaran.
Ia juga menyoroti kualitas makanan yang tidak layak, adanya kasus keracunan, hingga sistem distribusi yang dinilai terlalu birokratis.
“Ada yayasan sebagai perantara lalu ada dapur yang menyiapkan makanan. Ini membuka peluang kebocoran. Bahkan di Kalibata sama sekali tidak dibayar,” ujarnya.
Ia menilai tata kelola yang rumit membuat rantai distribusi terlalu panjang.
Sehingga dana yang semestinya maksimal untuk makanan anak-anak justru tergerus oleh biaya di setiap level birokrasi.
Baca Juga: Negosiasi Malah Merugi: Indonesia Beri Banyak Konsesi ke AS, Tapi Apa Imbal Baliknya?