"Kalau Prabowo terus menerus menyanjung Jokowi kesannya seperti dia masih butuh validasi dari Jokowi untuk memimpin," tambahnya.
Rocky Gerung juga mempertanyakan apakah tokoh-tokoh politik besar lainnya seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Surya Paloh sejalan dengan pujian yang dilontarkan Prabowo.
"SBY dan Surya Paloh jelas punya catatan sendiri soal Jokowi. SBY pernah mengkritik keras soal kecurangan pemilu sedangkan Surya Paloh sempat membangun poros oposisi sebelum akhirnya bergabung dalam pemerintahan Jokowi," ungkap Rocky Gerung.
Menurutnya pujian berlebihan Prabowo bisa jadi tidak menggambarkan sikap seluruh koalisi.
Baca Juga: Jokowi Lebih Parah dari Tom Lembong? Jhon Sitorus: Seharusnya Juga Bisa Ditangkap
Bahkan bisa menjadi tanda bahwa Prabowo masih dalam dilema antara melanjutkan pengaruh Jokowi atau benar-benar membangun kepemimpinan yang mandiri.
Prabowo sebelumnya juga sempat mengusulkan pembentukan "Koalisi Permanen" hingga 2029.
Namun Rocky Gerung menilai wacana ini bisa memunculkan pertanyaan baru.
Baca Juga: Aksi ‘Indonesia Gelap’ Belum Usai, Stefan Antonio: Dan Ingat Pemerintah Ini Bukan Prabowo Doang
"Kalau koalisi permanen ini terus berjalan apakah itu artinya koalisi ini juga akan terus berada di bawah bayang-bayang Jokowi? Apakah para ketua partai yang lain setuju dengan glorifikasi ini?" katanya.
Ia juga menyoroti ekspresi para elite politik saat Prabowo menyampaikan pujian tersebut.
"Coba perhatikan wajah Surya Paloh yang kelihatan gak terlalu antusias atau SBY yang bahkan gak hadir. Ini tanda-tanda kalau pujian Prabowo ke Jokowi bukan sesuatu yang disepakati semua pihak," pungkasnya.***