nasional

Video Lawas Cak Nun 6 Tahun Lalu Kembali Viral Tentang SDA yang Dijual, Ada Hubungannya dengan Pagar Laut Misterius di Tangerang?

Rabu, 29 Januari 2025 | 15:35 WIB
Video tahun 2018 Cak nun berceramah tentang kekayaaan negara yang dikavling  (dok Instagram @mdr24jam )

Bisnisbandung.com – Publik dikejutkan dengan keberadaan pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang.

Struktur ini menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya proyek tersembunyi yang tidak diketahui masyarakat.

Kehebohan ini membuat ceramah lama Cak Nun mengenai eksploitasi kekayaan alam kembali viral di media sosial.

Baca Juga: Istana Ungkap Ingin Meminimalisir Kecurangan dalam PPDB dengan Mengganti Sistem Zonasi 

Pernyataan Cak Nun yang Kembali Hangat

Muhammad Ainun Nadjib, atau yang akrab disapa Cak Nun, dalam ceramahnya beberapa tahun lalu sempat menyoroti bagaimana sumber daya alam Indonesia dikuasai oleh pihak tertentu tanpa sepengetahuan rakyat.

Ia menyebut bahwa reklamasi bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Indonesia.

"Masih reklamasi, seperti yang Anda ketahui reklamasi itu jangan dipikir cuma di Jakarta. Ada 37 wilayah yang sudah dan sedang dikerjakan," ujar Cak Nun dalam salah satu ceramahnya yang kini kembali beredar di dunia maya.

Reklamasi dan Kota-Kota Baru

Cak Nun juga menyoroti bahwa reklamasi di beberapa daerah terus berjalan meskipun sempat ada penolakan.

Ia menyebut bahwa reklamasi di Jakarta pernah dibatalkan oleh Anies Baswedan, namun proyek serupa di Serang, Makassar, Ternate, dan Bali tetap berlanjut.

Menurutnya, proyek-proyek ini bukan sekadar pengembangan kota, melainkan rencana besar untuk membangun kota-kota baru yang tidak dihuni oleh masyarakat lokal.

"Jadi mereka akan menciptakan kota-kota besar yang penghuninya bukan orang Indonesia, tidak berbahasa Indonesia, dan kaya raya di wilayah-wilayah itu," tegasnya.

Baca Juga: Raport Merah 100 Hari Prabowo-Gibran, Adi Prayitno Ungkap Perbedaan Survei

Halaman:

Tags

Terkini