Bisnisbandung.com - Politikus senior Panda Nababan mengungkapkan kekecewaannya terhadap Joko Widodo (Jokowi) dan Bobby Nasution terkait pemahaman mengenai partai politik.
Dalam youtube Keadilan TV, Panda Nababan menilai Jokowi kurang memahami seluk-beluk partai politik hingga menyebabkan sejumlah persoalan dalam dinamika politik nasional.
Panda Nababan mengatakan "Saya sedih betul ternyata selama ini Jokowi tidak paham soal partai."
Baca Juga: Comeback Setelah 14 Tahun Film Final Destination: Bloodlines Siap Mengguncang Bioskop Mei 2025
"Dia menyebut partai seperti perorangan padahal jelas tidak bisa begitu. Partai itu kolektif ada struktur, ada keputusan bersama. Kalau perorangan itu bukan partai," ujar Panda Nababan.
Panda Nababan menyoroti keputusan Jokowi yang dianggap melawan garis partai khususnya terkait dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Menurut Panda Nababan, Jokowi seharusnya konsisten dengan keputusan partai yang kolektif.
"Pak Jokowi ikut memutuskan di Rakernas bahwa Ganjar adalah kader yang didukung. Tapi di tengah jalan dia justru diam-diam tidak setuju bahkan seolah mengambil jalan berbeda. Ini jelas melawan keputusan partai," katanya.
Baca Juga: Trailer Film Memijak Jiwa: Sebuah Refleksi tentang Keseimbangan Alam dan Kehidupan Modern di Bali
Panda Nababan juga menyebut bahwa keputusan PDI Perjuangan memecat Jokowi dari keanggotaan partai sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Ini bukan masalah pribadi ini masalah organisasi dan institusi. Kalau tidak setuju dengan keputusan partai ya ada konsekuensinya," tegasnya.
Panda Nababan turut menjelaskan peran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam menjaga disiplin partai.
Menurutnya Megawati memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa semua kader mengikuti aturan partai.
"Bu Mega itu bukan mendewakan dirinya sendiri. Dia hanya menjalankan aturan. Kalau aturan dilanggar ya ada sanksinya. Itu bagian dari menjaga marwah partai," ujar Panda Nababan.
Baca Juga: Menarik! Bahasa Sunda dan Jawa Bercampur di Kota Banjar, Bagaimana Jadinya?