Bisnisbandung.com - Isu "mengobok-obok" PDIP belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.
Dalam YouTubenya, analis politik Adi Prayitno memberikan pandangannya soal aktor di balik serangan ini.
Menurut Adi Prayitno ada faktor utama yang bisa menjelaskan kenapa PDIP menjadi target serangan.
Baca Juga: Makan Malam Natal di Bandung: 10 Destinasi Elit yang Wajib Kamu Coba Tahun Ini
Adi Prayitno mengatakan PDIP dikenal lantang dalam mengkritik pemerintah saat ini.
Sikap kritis ini diduga membuat pihak tertentu merasa terganggu dan mencoba melemahkan posisi PDIP melalui propaganda dan agitasi.
Pemecatan 27 kader beberapa waktu lalu menjadi salah satu pemicu.
Para kader yang merasa sakit hati bisa saja mengambil langkah balas dendam dengan mendiskreditkan partai.
Baliho dan spanduk yang menuding PDIP ilegal diduga bagian dari strategi ini.
Baca Juga: Dampak Penggelapan Tiket Film Sorop: Bukan Hanya Kerugian Finansial, Tapi Kehancuran Reputasi
Dengan kongres PDIP yang dijadwalkan Maret 2025 isu regenerasi kepemimpinan menjadi sorotan.
Adi Prayitno mencatat kemungkinan ada pihak internal yang bekerja sama dengan eksternal untuk menciptakan narasi bahwa kepemimpinan saat ini tidak sah.
Propaganda dengan spanduk yang menuding kepengurusan PDIP ilegal menjadi bentuk delegitimasi yang cukup masif.
Adi Prayitno menyebut ini sebagai bagian dari "name calling," sebuah strategi komunikasi politik untuk menjatuhkan lawan dengan memberi label buruk.
Baca Juga: Ini Dia Step By Step Menyusun Target Penjualan Perusahaan Tahun Depan