nasional

Ade Armando Sebut Pemecatan Jokowi oleh PDIP Sebagai Blunder Besar

Jumat, 20 Desember 2024 | 11:00 WIB
pengamat politik Ade Armando (dok youtube cokro tv)


Bisnisbandung.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) baru-baru ini membuat keputusan mengejutkan dengan memecat Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution sebagai kader partai.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun pada 16 Desember 2024.

Menurut pengamat politik Ade Armando pemecatan Jokowi oleh PDIP justru akan menjadi blunder besar bagi partai berlambang banteng tersebut.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Golkar Merancang RUU Pilkada Dipilih DPRD, Sobary: Karena Partainya Bonyok di Pilkada

PDIP menjelaskan bahwa pemecatan ini merupakan tindak lanjut dari ketidaksepakatan mereka dengan Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto dan keluarganya dalam berbagai kontestasi politik.

Menurut Ade Armando Keputusan pemecatan ini memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat. 

Ade Armando menilai konflik antara PDIP dan Jokowi bukanlah hal baru dan sudah mulai terlihat sejak 2019.

Ketika Jokowi memilih untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden meski awalnya PDIP enggan mendukung.

Keputusan PDIP untuk tidak mendukung Jokowi pada Pilpres 2024 semakin memperburuk hubungan mereka.

Baca Juga: Keluarga Jokowi Dipecat dari PDI Perjuangan, Rudi S Kamri Sebut Sebagai Noda Sejarah

Dikutip dari youtube COKRO TV, Ade Armando menjelaskan "Pemecatan ini dianggap sebagai langkah yang terlalu drastis dan tidak mencerminkan sikap rasional dalam politik."

Ade Armando menyatakan "Seharusnya PDIP dapat memilih cara yang lebih elegan seperti mengajak Jokowi untuk mundur dengan hormat alih-alih memecatnya secara terbuka."

Langkah ini menurutnya justru memperburuk citra PDIP di mata publik yang sudah semakin kehilangan kepercayaan terhadap partai tersebut.

Salah satu alasan di balik pemecatan ini adalah untuk mengurangi peluang Jokowi dan keluarga terlibat dalam Kongres PDIP yang akan datang.

Baca Juga: Prabowo Didorong untuk Evaluasi Kabinetnya, Rocky Gerung: Misalnya Reshuffle Cari yang Meguasai Problem

Halaman:

Tags

Terkini