bisnisbandung.com - Meski Gus Miftah telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan presiden, perbincangan terkait dirinya masih terus berlanjut di berbagai ruang publik.
Menanggapi hal ini, KH Sumarno Syafei seorang Penceramah menilai bahwa permasalahan tersebut seharusnya tidak lagi menjadi sorotan utama.
Menurutnya, polemik ini hanya memperbesar isu yang sebenarnya bisa dianggap sepele dan tidak berdampak signifikan pada persoalan negara yang lebih mendesak.
“Kenapa urusan yang sepele terus digulirkan? Apakah untuk melalaikan atau melupakan PR-PR besar? Mudah-mudahan, Insya Allah, ini akan jadi hikmah yang besar,” ujarnya dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.
KH Sumarno menyoroti pentingnya pejabat publik untuk menjaga integritas dan perilaku mereka.
Sebagai figur publik, mereka harus siap menerima kritik dan konsekuensi atas tindakan yang diambil.
Gus Miftah, sebagai seorang dai yang menjadi pejabat publik, disarankan lebih berhati-hati dalam bersikap karena tindakannya kini berada di bawah pengawasan masyarakat yang lebih luas.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ingin Bupati dan Gubernur Dipilih DPRD, Mahfud MD Beri Tanggapan Kritis
Dalam pandangannya, kasus ini juga memberikan pembelajaran bagi pejabat publik lainnya tentang pentingnya menjaga etika dalam setiap tindakan.
Saat seseorang telah melanggar batas etika, langkah pengunduran diri seperti yang dilakukan Gus Miftah dianggap sebagai keputusan bijak dan patut diapresiasi. Sikap legowo ini dapat menjadi contoh bagi pejabat lain yang menghadapi situasi serupa.
Lebih jauh, KH Sumarno mengingatkan bahwa isu yang terus digulirkan ini seolah-olah menjadi pengalihan perhatian dari masalah besar lainnya yang lebih membutuhkan perhatian, seperti evaluasi kebijakan pemerintah sebelumnya.
“Kita enggak soal bela-membela, ini masalahnya kan sudah bergulir, begini hebatnya urusan yang sepele. Jadi akhirnya bicaranya jadi rame ke mana-mana,” tuturnya.