bisnisbandung.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menghadapi dilema besar terkait pengelolaan anggaran negara.
Menurut analisis Rocky Gerung, struktur kabinet yang gemuk dengan tujuh Kementerian Koordinator (Kemenko) berpotensi menjadi beban berat di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Bagi Presiden Prabowo, saya kira ini menjadi beban baru, karena dia harus menghitung ulang permintaan tambahan anggaran yang mungkin berkali-kali lipat dari tujuh Kemenko itu. Bersamaan dengan itu, dia harus berhemat,” ujarnya dilansir dari youtube pribadinya.
Baca Juga: Pilkada Jadi Bukti, Rocky Gerung: Jokowi Gagal Redam PDIP, Megawati Semakin Dominan
Permintaan tambahan anggaran yang diajukan oleh beberapa kementerian, mencerminkan ketegangan antara ambisi politik dan realitas ekonomi.
Dengan ekonomi Indonesia diprediksi menghadapi stagnasi dan penurunan daya beli, kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan anggaran sangat terbatas.
Rocky Gerung mencatat bahwa kondisi ekonomi global dan domestik saat ini menempatkan Indonesia dalam risiko stagflasi, di mana pertumbuhan ekonomi melambat sementara inflasi tetap tinggi.
Dampaknya terlihat pada pelemahan nilai tukar rupiah dan menurunnya daya dukung sektor-sektor produktif.
Baca Juga: 7 Menko Minta Tambahan Anggaran, Rocky Gerung: Ekonomi RI di Ambang Krisis
Hal ini memperburuk kemampuan negara untuk mendanai pembangunan infrastruktur dan program peningkatan sumber daya manusia (SDM), dua prioritas utama yang sering kali saling bertentangan dalam penyusunan kebijakan.
Lebih jauh, Rocky Gerung menyoroti bagaimana konfigurasi politik antara eksekutif yang dipimpin oleh koalisi besar "kim plus" dan legislatif yang didominasi oleh PDIP menjadi tantangan tambahan.
Persaingan dalam mengamankan anggaran di Badan Anggaran DPR akan semakin tajam, mengingat kontrol hegemoni PDIP atas parlemen. Ketegangan ini berpotensi menciptakan dinamika politik yang dramatis di awal tahun mendatang.
Rocky Gerung beranggapan pemerintah sebaiknya realistis dalam menetapkan target, termasuk pertumbuhan ekonomi yang dipatok di angka 8%.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Rhenald Kasali: Jangan Diam Lakukan Terobosan!