nasional

Qodari Sebut Pernyataan Hasto dan Connie Sebagai ‘Dirty Vote’ Jilid Dua, TaKtik PDIP di Pilkada

Selasa, 26 November 2024 | 20:00 WIB
Qodari (Tangkap layar youtube Cokro TV)

Bidnisbandung.com - Muhammad Qodari mengomentari kontroversi yang muncul setelah wawancara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Connie Rahakundini Bakrie di  podcast Akbar Faizal Uncensored.

Qodari menyebut narasi yang dibangun dalam diskusi tersebut sebagai strategi politik yang ia istilahkan sebagai Dirty Vote jilid dua, yang berpotensi menciptakan kegaduhan politik menjelang Pilkada 2024.

“Saya lihat sebagai Dirty vote jilid dua. Iya, muncul lagi, muncul lagi, hanya dalam bentuk yang berbeda,” ungkap Qodari dilansir dari youtube Cokro TV.

Baca Juga: Beredar Surat Prabowo Ajak Warga Jakarta Dukung RK-Suswono, Refly Harun: Apa Bedanya dengan Mulyono?

Dalam wawancara tersebut, isu-isu sensitif menjadi sorotan, termasuk tuduhan bahwa Hasto akan menjadi tersangka.

 Selain itu, narasi soal "kriminalisasi" sejumlah tokoh politik dan penggunaan institusi tertentu untuk mempertahankan kekuasaan juga disinggung.

Narasi ini mengarah pada pembentukan opini bahwa pemerintahan sebelumnya, terutama mantan Presiden Jokowi, memiliki peran besar dalam mendesain situasi politik tertentu yang memengaruhi jalannya Pilkada.

Qodari menilai bahwa narasi ini sarat asumsi dan kurang didukung data akurat. Ia menganggap isu-isu tersebut dimunculkan untuk mendelegitimasi pihak tertentu, khususnya pemerintahan saat ini di bawah Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Kehadiran AgenBRILink di Transmigrasi Merauke, Gerakan Ekonomi Lokal dan Inklusi Keuangan

“Nah, sekarang wawancara Akbar Faizal kepada Hasto dan Connie kemarin itu, tujuan pertamanya saya lihat adalah untuk mendelegitimasi calon-calon yang muncul dari KIM (Koalisi Indonesia Maju), ya, yang didukung oleh koalisi besar yang pada hari ini mendukung pemerintahan Pak Prabowo, gitu,” jelasnya.

Narasi yang berulang kali menyebut Jokowi sebagai tokoh sentral di balik sejumlah isu politik, menurut Qodari, bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari pemerintahan saat ini.

“Mereka nggak mau menyerang 08, gitu. Mereka selalu mengonstruksi bahwa biang keroknya ini, ya, problem utamanya ini adalah Pak Jokowi,” katanya.

“Iya, desain politiknya, lah. Sutradaranya ini semua, gitu. Mereka nggak mau move on dari Pak Jokowi, dari 07, walaupun de facto dan de jure pada hari ini presidennya adalah Pak Prabowo,” lanjut Qodari.

Baca Juga: Andra Soni: Salahnya di Mana Prabowo Dukung Kandidat Pilkada?

Halaman:

Tags

Terkini