Ia menduga bahwa keputusan ini menandakan bahwa hubungan keduanya tidak lagi sekokoh sebelumnya, dan mungkin mencerminkan perbedaan pandangan yang lebih dalam terkait kepentingan politik masa depan.
Lebih jauh, Rinny Budoyo menggarisbawahi bahwa perbedaan ini membuka peluang persaingan baru di lapangan, terutama di antara organ-organ relawan yang selama ini dikenal loyal kepada masing-masing tokoh.
“Dalam politik, memang berlaku pepatah, ‘Tidak ada teman abadi, yang ada hanya kepentingan abadi.’ Mungkin kali ini kepentingan Opung Luhut sedang berbeda dengan Pak Jokowi. Tetapi, perbedaan ini justru menarik untuk dibahas,” tutur Rinny Budoyo.***
Baca Juga: Korupsi Makin Parah, Novel Baswedan Kritik Keras Hasil Pansel KPK era Presiden Jokowi