Bisnisbandung.com - Pengamat politik Prof. Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan pandangannya.
Menurut Ikrar Nusa Bhakti kebijakan Joko Widodo (Jokowi) terhadap Indonesia.
Dikutip dari youtube SPASI, ia menyebut kerusakan yang terjadi selama era Jokowi sulit untuk diperbaiki bahkan jika diberikan waktu lima kali pemilu.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan UMKM Indonesia, Bazar UMKM BRILiaN 2024 Kembali Hadir
Prof. Ikrar Nusa Bhakti mengawali kritiknya dengan membahas gaya hidup dan acara yang terkesan mewah dalam lingkup keluarga Jokowi.
Ia menyoroti pernikahan putra Jokowi, Kaesang Pangarep yang menurutnya dikelola dengan melibatkan figur besar seperti Menteri BUMN.
"Saya terperangah melihat skala acara itu. Rasanya seperti pernikahan seorang raja," ujarnya.
Selain itu Ikrar Nusa Bhakti juga menyoroti pakaian adat yang dikenakan Jokowi pada acara kenegaraan yang disebutnya bukan representasi rakyat biasa melainkan simbol elitisme.
Bahkan penggunaan pakaian dari Kesultanan Yogyakarta yang ditolak pihak keraton turut disinggung sebagai bukti gaya kepemimpinan yang cenderung menampilkan kekuasaan.
Menurut Prof. Ikrar Nusa Bhakti sejak menjadi calon gubernur DKI Jakarta Jokowi sudah membangun citra sederhana yang kemudian berubah seiring waktu.
Ia mencontohkan penggunaan mobil SMK yang saat itu dianggap sebagai langkah pencitraan belaka.
"Banyak yang terbuai tapi ternyata itu hanya ilusi. Sekarang gaya hidup keluarga Jokowi jauh dari kesederhanaan," tambahnya.
Ia juga mengkritisi penggunaan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai upaya terakhir pencitraan Jokowi.
Baca Juga: Trailer Film ‘Mary’ dari Netflix: Kisah Kelahiran Yesus dari Perspektif Maria yang Menuai Kritik
Artikel Terkait
Tom Lembong dan Said Didu, Rocky Gerung: Dua Tokoh yang Mengguncang Kekuasaan Jokowi
Apa Sebenarnya yang Terjadi? Ikrar Nusa Bakti Soroti Langkah Presiden Prabowo
Gibran Buktikan Dirinya, Muhammad Qodari: Lebih dari Sekadar Anak Presiden
Cawe-cawe Partai Coklat, Ikrar Nusa Bakti: Presiden Prabowo Harus Bertindak!
KPK Lemah, Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat? Ini Saran Bivitri Susanti
Prabowo Sang Endorser, Pandji: Presiden untuk Semua atau Partai?