Bisnisbandung.com - Menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), gelombang kritik dari masyarakat semakin kuat.
Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, memberikan pandangan mengenai fenomena ini.
Ia menilai bahwa cemoohan dan sindiran yang dilontarkan kepada Jokowi oleh publik bukan hanya persoalan ketidakpuasan, melainkan cerminan dari penurunan kualitas demokrasi di Indonesia.
Mahfud MD mengungkapkan bahwa banyaknya kritik tajam, terutama yang terlihat di media sosial, merupakan reaksi terhadap kerusakan di beberapa aspek, khususnya demokrasi dan konstitusi.
Baca Juga: Ipang Wahid Ungkap Persaingan Sengit di Balik Kabinet Prabowo-Jokowi
“Ini karena sudah keterlaluan kerusakan yang dibuat, terutama di bidang demokrasi dan konstitusi, tanpa menghilangkan prestasi-prestasi yang telah dicapai,” lugas Mahfud MD dilansir dari kanal youtube pribadinya.
Meski Jokowi telah mencapai berbagai prestasi, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur, Mahfud MD menyoroti bahwa banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan cara tata kelola pemerintahan dan pelaksanaan agenda reformasi.
Menurutnya, semangat reformasi yang dahulu sangat kuat kini perlahan memudar di penghujung masa kepemimpinan Jokowi.
Baca Juga: Menjelang Lengser, Jokowi Hadapi Serbuan Caci Maki! Mahfud MD Buka Suara
“Ini yang tersisa dari agenda reformasi, dari semangat reformasi itu, sudah tidak ada di zaman akhir Pak Jokowi ini,” tegas Mahfud MD.
Lebih lanjut, Mahfud MD menyatakan bahwa cemoohan yang dilontarkan publik tidak bisa semata-mata dianggap sebagai tanda kemerosotan moral bangsa.
“Menurut saya sih, ya, bukan kehancuran akhlak, seperti yang dikatakan beberapa pihak. Menurut saya, ini bukan kehancuran akhlak,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, hal ini lebih terkait dengan perasaan frustrasi masyarakat terhadap pemerintahan yang dinilai kurang demokratis.
Baca Juga: Politik di Era Digital, Hasan Nasbi: Memecah Prabowo-Jokowi-Gibran Adalah Mimpi Buruk!